jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Muchamad Nabil Haroen menyoroti perubahan terminologi PPKM Darurat menjadi PPKM Level satu sampai empat yang diumumkan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Menurut politikus PDIP itu, perubahan istilah PPKM Darurat itu bukan hal yang penting dalam situasi sekarang ini.
BACA JUGA: Atas Perintah Luhut Pandjaitan, Gus Yaqut Siap Mengerahkan 50 Ribu Orang
"Perubahan istilah dari PPKM Darurat menjadi PPKM Level 4 sebenarnya merupakan hal yang tidak perlu, tidak esensial," ucap Nabil dalam keteranganya di Jakarta, Jumat (23/7).
Menurut politikus yang beken disapa dengan panggilan Gus Nabil itu, fokus saat ini seharusnya diarahkan pada program-program mendasar untuk penanganan pandemi.
BACA JUGA: Ssst, Kejaksaan Menghentikan Penyelidikan Korupsi Proyek Ini, Alasannya...
Misalnya, kata dia, melakukan penguatan tenaga kesehatan serta fasilitas rumah sakit, percepatan vaksinasi, penguatan ketahanan pangan, hingga bantuan sosial untuk warga terdampak.
"Perdebatan tentang istilah jadi menghabiskan energi, dan cenderung mengalihkan fokus. Di sisi lain, komunikasi publik pemerintah kita terkait emergency dan manajemen risiko harus ditingkatkan lagi," tutur Gus Nabil.
BACA JUGA: Irjen Argo Menanggapi Seruan Demo 24 Juli Menolak PPKM, Kalimatnya Tegas
Ketua Umum PP Pagar Nusa Nahdlatul Ulama itu menyatakan pandemi Covid-19 belum berakhir. Dampak meluasnya kasus Covid-19 juga harus disikapi dengan kebijakan strategis, cepat, dan terukur.
Dia mengingatkan pemerintah untuk melakukan monitoring harian dengan data yang terintegrasi. Di antaranya terkait jumlah kasus, kondisi rumah sakit, penanganan isolasi mandiri, penguatan infrastruktur sosial dan fasilitas kesehatan di tingkat desa sekaligus ketahanan pangan.
"Penguatan ketahanan pangan ini sangat penting, karena pandemi ini akan berlangsung dalam waktu yang tidak sebentar," ucapnya.
Untuk itu diperlukan skenario bagaimana menyiapkan stok pangan secara lokal, di wilayah pedesaan/kelurahan dengan pemanfaatan lahan yang ada.
"Diversifikasi pangan penting, juga menggerakkan ibu-ibu dan pemuda untuk menguatkan ketahanan pangan dengan menanam umbi-umbian dan sayuran sebagai stok pangan di kawasan masing-masing," pungkas Gus Nabil. (fat/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam