Menurut Hendri Ada Golkar Putih dan Golkar Hitam

Senin, 23 September 2019 – 10:34 WIB
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio melihat ada fenomena baru yang muncul menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Golkar Desember 2019.

Yakni dengan munculnya pengelompokan antara pihak yang menginginkan Golkar sebagai partai bersih dan terlihat baru dengan kelompok yang justru membawa arah sebaliknya yang ingin merusak Golkar.

BACA JUGA: Tenang, Kerja Sama dengan Partai Komunis Tiongkok Tak Mengubah Ideologi Golkar

“Kalau dikelampokan maka ada dua arus utama, diumpamakan ada Golkar putih dan Golkar hitam,” kata Hendri Satrio dalam diskusi bertajuk "Membongkar Hitam Putih Golkar," di Jakarta, Minggu (22/9).

Hendri mengatakan, Golkar Putih yang membawa angin perubahan besar dengan aspek kebaruan yang dibawa serta citra sebagai partai bersih dengan figur yang relatif dipercaya karena integritasnya. “Golkar hitam yang justru dipersepsi pragmatis, oportunis dan bisa saja bila salah langkah malah merusak Golkar," ujarnya.

BACA JUGA: Soal Munas Golkar, Kader Sebut Airlangga Mendadak Amnesia Mekanisme

Ia melanjutkan, tarik menarik dua kelompok ini selalu muncul menjelang Munas dan sangat memengaruhi sosok yang akan maju sebagai Ketua Umum Golkar. "Representasi itu ada pada kandidat Caketum yang akan maju pada Munas. Tinggal adu kuat apakah yang hitam atau putih yang menang. Atau memang tidak ada yang hitam dan keduanya saat ini sama-sama putih?" ungkapnya.

Hensat, sapaan karib Hendri Satrio, menambahkan, persepsi Golkar putih saat ini lebih menguat pada sosok Caketm Airlangga karena sosoknya bersih, punya ide segar membesarka Golkar. Selain itu, Airlangga dinilai kreatif dengan gagasan baru dan mampu menjaga kedekatan Golkar dengan Presiden.

BACA JUGA: Airlangga Hartarto Harus Jaga Soliditas Dukungan Hingga Munas Golkar

“Mungkin juga karena Airlangga lebih dikenal ya, sehingga citra baik mudah dibentuk,” ucapnya.

Tradisinya, lanjut Hensat, sosok Ketua Umum Golkar adalah sosok yang berada dekat dengan kekuasaaan. “Posisi itu ada bersama Pak Airlangga,” pungkasnya. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler