Menurut Indra, Mayoritas Guru Kualitas Rendah Adalah Fakta, Bukan Gosip

Rabu, 13 Mei 2020 – 14:58 WIB
Indra Charismiadji. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Praktisi Edukasi 4.0 dari CERDAS (Center for Education Regulations & Development Analysis) Indra Charismiadji mengaku tidak terkejut bila kritikannya mendapatkan reaksi keras dari para guru.

Namun, dia memastikan, apa yang dilontarkannya bukan sekadar gosip tetapi sesuai fakta dan data.

BACA JUGA: PGRI Tuding Indra Charismiadji Melukai Perasaan 3 Juta Guru

"Saya itu dididik orang tua dan guru-guru saya untuk menjadi orang jujur. Saat saya ditanya tentang kondisi guru-guru kita tentunya saya harus jujur dan apa yang saya ucapkan berdasarkan data," kata Indra kepada JPNN.com, Rabu (13/5).

Dia menambahkan, seharusnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai organisasi profesi yang mawas diri karena memilih tidak jujur demi menjaga perasaan para guru daripada secara signifikan meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BACA JUGA: Pengamat: Guru di Indonesia Antikritik, Maunya Gaji Besar, Kualitas Rendah

"Problem besarnya adalah sikap komplasen, merasa semua baik-baik saja. Padahal kemampuan membaca kita saja lemah sekali," cetusnya.

Indra mengutip hasil survei Bank Dunia yang menyimpulkan masyarakat Indonesia itu functionally illiterate artinya bisa membaca tetapi tidak mengerti makna yang dibaca.

BACA JUGA: Corona Klaster Indogrosir Terbukti Ganas, Lihat Usia para Korbannya

"Jika memang statement saya menyakiti hati para guru, saya minta maaf. Tujuan saya mengkritisi bukan untuk menyakiti hati tetapi apa setelah itu. Masa hanya berhenti di sakit hati. Semoga para pendidik tergugah untuk bersama memperbaiki mutu pendidikan Indonesia," bebernya

Indra melanjutkan, "biarkan saya menjadi #orang jahat" asalkan itu menggugah semangat para pendidik."

Dia menegaskan, semua statement-nya juga tertuju kepada pemerintah yang membuat kebijakan dan program.

Harus mau evaluasi program-programnya yang ternyata hanya membuat mutu pendidikan stagnan.

"Kepentingan bangsa harus diprioritaskan dibandingkan dengan kepentingan kelompok tertentu," pungkas Indra.

Sebelumnya, PGRI sebagai organisasi profesi guru merasa terusik dengan pernyataan-pernyataan Indra yang dinilai merendahkan tenaga pendidik.

"Mas Indra, jangan rendahkan profesi guru. Pernyataan Anda sudah melukai tiga jutaan guru di Indonesia," kata Dudung Nurullah Koswara, Ketua Pengurus Besar (PB) PGRI kepada JPNN.com, Rabu (13/5).

Dudung yang guru SMA di Kabupaten Sukabumi ini mengungkapkan, pernyataan Indra dengan kalimat “bagaimana bisa maju pendidikan kalau guru di Indonesia antikritik, maunya gaji besar, tetapi kualitasnya rendah”, sudah menyakiti perasaan sebagian besar para tenaga pendidik. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler