Walau media sosial menjadi salah satu media yang berpengaruh di manapun termasuk Australia, para influencer tidak masuk ke dalam kelompok orang yang mendapat kepercayaan dari publik.
Menurut penelitian yang dilakukan ABC dalam proyek bernama Australia Talks, di mana sekitar 60 ribu orang menjawab berbagai pertanyaan, salah satu hal yang dikhawatirkan adalah informasi palsu.
BACA JUGA: Y-Publica: Tingkat Kepuasan Publik terhadap Jokowi Tembus 80 Persen
Selain itu, jawaban dari partisipan juga menunjukkan rendahnya kepercayaan terhadap media tradisional.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bagaimana pandangan warga terhadap kelompok profesional dengan pengukuhan bahwa kepercayaan terhadap dokter dan perawat di Australia masih tetap tinggi.
Rasa percaya terhadap ilmuwan dan polisi masih tetap tinggi, demikian juga terhadap hakim dan personel militer, meski sedikit menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Tingkat kepercayaan terhadap para pemimpin agama juga ditemukan rendah, dengan 74 persen warga Australia mengatakan "tidak banyak" atau "tidak percaya sama sekali" kepada mereka.
BACA JUGA: Tak Bersinar di Survei Capres, Puan Maharani Rajai Bursa Cawapres
Angka lebih rendah lagi adalah terhadap para selebriti, dengan tingkat ketidakpercayaan sebesar 93 persen. Kepercayaan yang lebih rendah lagi, sebanyak 97 persen, adalah terhadap influencer.
Influencer adalah individu pemilik akun media sosial yang menggunakannya untuk memberikan dukungan terhadap hal yang disukainya, bisa karena ketertarikan pribadi ataupun untuk mendapat bayaran.
Walau tidak mendapat kepercayaan dari publik, peran para influencer ini di media sosial seperti Instagram, YouTube atau Tiktok semakin meningkat.
Dan dalam survei, ada pertanyaaan apakah kita semua secara tidak sadar kadang dipengaruhi oleh para influencer dan jawabannya adalah "ya". Influencer efektif karena dia 'seperti kamu dan saya'
Sebagai sebuah industri, kehadiran para influencer di media sosial meningkat jumlahnya dua kali lipat selama dua tahun terakhir, sementara pengaruh media tradisional seperti koran dan televisi terus menurun.
Salah seorang influencer paling terkenal di Australia adalah Kayla Itsines yang memiliki 30 juta pengikut di Facebook, dan 13 juta pengikut di Instagram.
Kayla banyak memuat postingan mengenai fitness dan mewakili sebagian besar para influencer dengan ciri-ciri umum seperti masih muda, suka tersenyum dan mengenakan pakaian olahraga.
Namun semakin banyak juga para influencer tidak berbeda dengan orang kebanyakan.
Pakar masalah komputer University of Melbourne Dana McKay melakukan penelitian mengenai bagaimana kita mencerna informasi yang mempengaruhi keputusan yang kita ambil.
"Tidak seorangpun di antara kita berpikir kita sebenarnya dipengaruhi, kita berpikir bahwa kita lebih pintar dari pemasang iklan," kata Dr McKay.
"Namun kenyataannya para influencer itu semakin banyak digunakan dan semakin mendapat banyak bayaran karena mereka lebih efektif."
Dr McKay mengatakan mereka yang menemukan produk lewat pencarian sendiri di media sosial lebih besar kemungkinan terpengaruh atas informasi tersebut dibandingkan iklan tradisional, walau kedua-keduanya berpengaruh.
"Rasanya lebih alamiah dibandingkan melihat iklan di televisi atau iklan pop up yang tiba-tiba muncul di layar," katanya.
"Marketing sangat kuat tetapi sesuatu yang kita anggap tidak berusaha mempengaruhi kita, tentu saja sebenarnya lebih berpengaruh.
"Khususnya bila itu datang dari seseorang yang tampaknya tidak berbeda jauh dari diri kita sendiri," katanya.
Proyek ABC Australia Talks juga juga menemukan bahwa bagi kebanyakan warga Australia (79 persen) bahwa semakin susah menemukan sumber informasi mana yang bisa dipercaya.
Dan kepercayaan terhadap wartawan pun berada di titik tengah, 50 persen percaya sementara jumlah yang sama juga tidak percaya.
Dengan itu, tampaknya mulai sekarang menemukan fakta yang benar di tengah-tengah derasnya informasi yang ada akan menjadi kegiatan sehari-hari dalam hidup kita.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... Survei Nasional Ungkap Pandangan Warga Australia soal Menikah dan Punya Anak