Menyelamatkan Para Petani Jateng, Pak Ganjar Minta Semua ASN Beli Sayur Hasil Panen

Jumat, 04 September 2020 – 13:54 WIB
ASN Pemprov yang tergabung dalam KORPRI memborong semua hasil panen petani. Foto: Instagram

jpnn.com, SEMARANG - Para petani sayur di Jawa Tengah mengeluhkan anjloknya harga berbagai komoditas hasil pertanian di pasar. Padahal, saat ini banyak petani yang sedang memasuki musim panen.

Di Magelang, harga kol di pasaran, saat ini hanya laku Rp500 per kilogram. Padahal biasanya, kol dibanderol seharga Rp2000 per kilonya.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Peserta Pesta Gay ada Pria Beristri, Terbongkar Motif Oknum TNI, Inilah Ideologi Khilafah

Selain itu, tomat yang biasanya Rp 4000, kini hanya laku Rp 500 per kilogram. Selain itu, ada pula sawi yang biasanya Rp1000 per kilogram, kini hanya laku Rp250.

Di Kendal, harga cabai merah yang biasanya Rp15.000 perkilogram, kini dihargai Rp7000 perkilogram. Cabai rawit dari harga biasanya Rp12.000 perkilogram, hanya laku Rp8000 saja.

BACA JUGA: Ganjar tak Ingin Warga Jateng Naik Angkot Jelek dan Tak Terawat, Lihat yang Dilakukannya

Akibatnya, banyak petani yang merugi dengan anjloknya harga itu. Tak sedikit pula yang rela membagi-bagikan sayurannya secara gratis kepada masyarakat, daripada menjual dengan harga murah.

Tak ingin petani merugi, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo langsung mengambil langkah cepat. '

BACA JUGA: Pak Ganjar Meluncurkan Trans-Jateng Koridor Baru, Tarifnya Murah Meriah

Mengoptimalkan kekuatan Aparatur Sipil Negara (ASN), Ganjar memerintahkan semua memborong hasil sayur petani dengan harga pantas.

Perintah itu langsung ditindaklanjuti KORPRI organisasi ASN di lingkungan Pemprov Jateng dengan menggelar Gerakan KORPRI Peduli Petani. Mereka kemudian menghimpun para ASN untuk membeli sayur-sayuran itu dengan harga pantas.

Misalnya harga cabai rawit merah dibanderol dengan harga Rp10.000 per kilogram, cabai rawit keriting dibanderol seharga Rp10.000 per kilogram, tomat Rp5000 per kilogram, kobis dan labu siam masing-masing Rp5000 perkilogram. Aneka sayuran itu dikemas dalam dua paket, yakni paket 1 seharga Rp25.000 dan paket 2 seharga Rp45.000. Masing-masing paket berisi aneka sayuran dari petani.

"Saya itu disambati petani, pak ini gimana harga komoditas sayuran hancur. Lalu saya minta ada gerakan dan langsung ditindaklanjuti teman-teman ASN dengan memborong hasil pertanian dengan harga layak," kata Ganjar ditemui di kantornya, Jumat (4/9).

Ganjar menerangkan, gerakan ASN membeli produk pertanian dengan harga pantas ini sebenarnya tidak lebih dari gerakan moral. Para ASN di lingkungan Pemprov Jateng sedang mempraktikkan rasa kemanusiaan dan kecerdasan emosional yang ada.

"Saya hanya bilang, yuk ini sayuran petani dibeli bareng-bareng, mereka langsung membuat gerakan yang diinisiasi KORPRI dan pak Sekda. Dan gerakan ini sudah terbiasa, dulu cabai pernah, bawang pernah. Semuanya dilakukan untuk membantu petani," ucapnya.

Ada beberapa jenis sayuran yang diborong oleh ASN Pemprov Jateng. Di antaranya kobis, tomat, cabai, bawang, kentang, labu siem, kembang kol, terong dan lainnya.

"Ada 18 item jenis sayuran yang dibeli dari petani Wonosobo, Purbalingga, Pemalang, Banjarnegara, Jepara, Magelang, Kabupaten Semarang dan lainnya. Semuanya dibeli dengan harga pasar sebelumnya, jadi kalau sebelumnya perkilo Rp2500 dan sekarang jadi Rp500, ya kita beli perkilo Rp2500," jelasnya.

Sampai saat ini lanjut Ganjar, sudah ada 2.424 paket yang dipesan oleh ASN Pemprov Jateng. Jumlah itu dipastikan bertambah karena minat ASN membantu petani masih tinggi.

"Harapan saya, Kabupaten/Kota juga melakukan ini. Maka saya sudah kirimkan pesan ke Bupati/Wali Kota untuk ikut menggerakkan bareng-bareng, agar semua bisa jalan," tutupnya.

Langkah Ganjar membeli langsung hasil pertanian saat harga anjlok dengan mengandalkan kekuatan ASN bukanlah kali pertama. Sebelumnya, ia beberapa kali memborong hasil pertanian untuk membantu petani.

Saat harga bawang merah di Brebes anjlok pada 2017 lalu, Ganjar juga memerintahkan ASN membelinya dengan harga pantas. Gerakan itu juga dia lakukan saat harga cabai anjlok pada 2019 lalu dan beberapa komoditas lainnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler