jpnn.com - INDONESIA berhasil meraih medali perak kedua di Olimpiade 2016 melalui cabang olahraga angkat besi pada kelas 62 kg atas nama Eko Yuli Irawan.
Lifter andalan Indonesia itu mampu menyelesaikan angkatan total 312 kg diatas Altlet Kazakstan, Farkhad Kharki (305 kg), Selasa (9/8) pagi WIB.
BACA JUGA: Ini Instruksi Khusus Pelatih Timnas Senior Saat Latihan Perdana
Medali emas di kelas ini diraih Oscar Albeiro Figueroa Mosquera dari Columbia yang menyelesaikan total angkatan 318 Kg.
Perak dari angkat besi menjadi medali ke 29 dari total perolehan medali yang diperoleh Indonesia sepanjang keikutsertaan dalam Olimpiade dan menjadi sumbangan medali ke 10 dari cabang olahraga Angkat Besi Indonesia sampai saat ini.
BACA JUGA: Senang Pogba ke MU, Legenda Arsenal Sumbang Saran buat Mourinho
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang tengah melanjutkan kunjungan kerja ke Suriname selepas memberikan dukungan langsung dan semangat kepada atlet Indonesia di Olimpiade Rio, ikut memberikan ucapan selamat kepada Eko atas prestasinya.
“Merah Putih kembali berkibar di Olimpiade, Terimakasih Eko Irawan. Prestasi yang luar biasa telah dipersembahkan dari hasil kerja keras selama ini, Kami bangga!,”ujar Menpora.
BACA JUGA: Ini Strategi yang Bikin MU Takluk dari Semen Padang
Prestasi Eko Yuli Irawan menjadi spesial karena ia mencatat rekor sebagai atlet pertama yang meraih 3 medali berturut-turut dalam tiga Olimpiade yang berbeda.
Pada Olimpiade di Beijing (2008) Eko memperoleh medali perunggu, 4 tahun berikutnya dalam Olimpaide London (2012) Eko juga memperoleh perunggu. Kini di Olimpiade Rio (2016), ia meningkatkan prestasinya dengan meraih perak.
“Konsistensi dalam berprestasi telah ditunjukkan oleh Eko, semoga dia menjadi contoh bagi para atlet Indonesia lainnya tentang bagaimana menjaga konsistensi dan stamina untuk terus berprestasi. Bukan tidak mungkin Eko masih bisa tampil membela Merah Putih di Olimpiade Tokyo 2020 nanti,” ujar Imam sambil terus berharap dan mendukung atlet lainnya berprestasi lebih baik lagi dan bisa merebut emas untuk Indonesia.
Pembinaan Berjenjang
Sebelum Eko, perak sekaligus medali pertama Indonesia di Olimpiade 2016 diraih Sri Wahyuni Agustiani, Sabtu (7/8) malam waktu setempat.
Perak dari Sri Wahyuni menjadi kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia karena membuat kontingen Merah Putih memastikan tradisi selalu mendapatkan medali yang dimulai sejak 1988 silam lewat tim panahan.
Menpora menegaskan, olimpiade adalah puncak prestasi tertinggi seorang atlet. Ini adalah muara dari seluruh proses pembinaan, merebut raihan tertinggi di hadapan dunia, bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya.
Karena itulah Olimpiade saat ini menjadi prioritas Kemenpora di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, lalu kemudian Asian Games, SEA Games, dan PON. untuk itu, jadwal latihan dan pembinaan atlet yg akan bertanding harus disusun sesuai prioritas.
Hal ini ditunjukkan secara konkret dengan perbaikan sistem Satlak Prima dan juga peningkatan bonus untuk atlet yang mendapatkan medali, hingga Rp5 Miliar untuk Olimpian yang meraih emas.
Jika mendapatkan tiket ke Olimpiade adalah puncak prestasi atlet, maka tangga sebelum mencapainya adalah Asian Games.
Ajang ini akan menjadi kawah candradimuka bagi atlet Indonesia sebelum bertanding dengan yang terbaik di dunia. Hal ini juga yang ditunjukkan Sri Wahyuni.
Bakatnya terlihat ketika ia mendapatkan emas di nomor 48 KG pada SEA Games 2013. Ia kemudian mendapatkan perak pada Asian Games 2014 dan kemudian perunggu pada Kejuaran Dunia Almaty 2014.
Ajang-ajang itulah yang menyiapkan dirinya menghadapi tekanan mental tampil Olimpiade pertama.
“Memperbanyak atlet yang lolos dan ke Asian Games dan juga memperbanyak medali dari Asian Games harus menjadi prioritas bagi Satlak Prima dan cabang-cabang olahraga lainnya,” kata Menpora.
Salah satu cara untuk memastikan itu terjadi, lanjut Menpora, adalah dengan menyiapkan program pembinaan berjenjang dengan memanfaatkan SEA Games dan PON.
“PON harus menjadi ajang pembinaan pemain muda dan pencarian bibit-bibit unggul. PON harus menjadi tempat pertama bagi atlet-atlet muda merasakan atmosfer berkompetisi dan menempa mental,” jelasnya. (jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persib Berpeluang Terusir dari Jawa Barat
Redaktur : Tim Redaksi