jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan mengkritisi kinerja Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) yang tidak profesional. Ujungnya, bendera Merah Putih urung berkibar ketika kontingen bulu tangkis asal Indonesia memenangi Piala Thomas 2020.
Badan Anti-Doping Dunia (WADA) sebelumnya memvonis Indonesia sebagai negara tidak patuh mengirimkan sampel tes doping.
BACA JUGA: Merah Putih Gagal Berkibar di Final Thomas Cup, Marcus dan Fajar Ungkap Kekecewaan
Indonesia dianggap lembaga tersebut tidak mengikuti Test Doping Plan (TDP) yang dibuat pada tahun 2020.
LADI tak memberikan sampel doping atlet Indonesia kepada WADA karena ada pergantian pengurusan dan juga tidak adanya event olahraga nasional tahun 2020 akibat pandemi COVID-19.
BACA JUGA: Bendera Merah Putih tak Berkibar di Final Thomas Cup 2020, Taufik Hidayat Emosi
Putra merasa heran tidak ada kompetisi di Tanah Air menjadi alasan LADI tidak mengirimkan tes doping ke WADA.
Toh, kata eks pimpinan redaksi media massa itu, negara lain juga minim melaksanakan kompetisi akibat pandemi Covid-19 selama 2020.
BACA JUGA: Merah Putih Tak Berkibar di Arena Thomas Cup, Ketua Komisi X DPR Merespons Begini
“Apa sulitnya LADI, sebagai lembaga antidoping Indonesia menyurati WADA, untuk memberitahukan kondisi kompetisi di Indonesia yang terhenti akibat pandemi sehingga tidak bisa memenuhi ketentuan 700 sampel," kata Putra dalam keterangan persnya, Senin (18/10).
Selain itu, legislator Daerah Pemilihan I DKI Jakarta itu juga tidak terima pergantian kepengurusan LADI menghambat respons terhadap permintaan WADA itu.
Menurut Putra, pergantian kepengurusan itu terjadi di level atas. Sementara itu, pejabat level tengah bisa bekerja mengurusi urusan pengiriman sampel doping.
"Kinerja yang tidak profesional ini jadi merusak nama baik Indonesia, merugikan timnas dan pemain kita serta membuat kecewa rakyat," ujar legislator kelahiran Jakarta itu.
Putra menyatakan DPR dan Pemerintah akan mengevaluasi fungsi LADI dalam RUU SKN yang kini sedang dibahas.
Putra pun mengingatkan agar semua pihak bekerja profesional untuk membangun sistem keolahragaan Nasional.
"Kita bekerja untuk rakyat, bukan untuk diri sendiri. Jangan menimbulkan pesimisme di kalangan rakyat dengan alasan-alasan yang tak masuk akal seperti administratif," ujar Panda Nababan.(ast/jpnn)
Redaktur : Friederich
Reporter : Aristo Setiawan