jpnn.com, BEIJING - Kegagalan tim WHO menemukan bukti konkrit bahwa COVID-19 lahir di Wuhan membuat pemerintah Tiongkok merasa di atas angin. Beijing pun langsung melancarkan serangan balik yang menyasar Amerika Serikat.
"Kami berharap bahwa pihak AS, sebagaimana China, dapat menjunjung sikap yang terbuka dan transparan, serta dapat mengundang pakar WHO ke AS untuk melaksanakan penelitian dan inspeksi penelusuran asal muasal," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, Rabu (10/2).
BACA JUGA: Taiwan Ucapkan Selamat Imlek untuk China, Lalu Pesan Tegas
Asal muasal pandemi COVID-19, yang pertama kali dilaporkan muncul di Wuhan pada akhir 2019, telah menjadi bahan politisasi, dengan China mengemukakan ide bahwa virus SARS-Cov-2 berasal dari luar wilayahnya.
Tim WHO menyampaikan penemuan penyelidikan Wuhan dalam konferensi pers pada Selasa (9/2), yang kesimpulannya yakni virus penyebab COVID-19 bukan berasal dari laboratorium di Wuhan, dan bahwa kelelawar masih menjadi kemungkinan asal virus itu.
BACA JUGA: Amerika, Rusia hingga China Punya Komcad, Ini Bedanya dengan Wajib Militer
Pejabat Media di Gedung Putih, Jen Psaki, menyebut bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden tidak terlibat dalam "rencana dan pelaksanaan" dari penyelidikan WHO serta ingin menjalankan kajian independen atas penemuan badan itu dan data yang mendasarinya.
"AS memeriksa data WHO secara independen? Semestinya WHO yang mengkaji data AS," kata Hu Xijin, pemimpin redaksi Global Times--tabloid yang dijalankan oleh Surat Kabar People's Daily dari Partai Komunis China, dalam media sosial Weibo.
BACA JUGA: Xiao Qian Sampaikan Dukungan Penuh China untuk Indonesia
"Apakah kita semua salah dengar, atau memang juru bicara ini tak tahu malu?" kata dia menambahkan.
Peter Ben Embarek, ketua tim yang dipimpin WHO yang menghabiskan empat pekan penyelidikan di China, menyebut bahwa investigasi ini tidak banyak mengubah pandangan WHO atas wabah yang terjadi, meskipun virus bisa saja melintasi wilayah sebelum akhirnya tiba di Wuhan.
Dengan menyisihkan kemungkinan kebocoran di laboratorium, Embarek menyebut makanan beku kemungkinan dapat menjadi media penularan virus. Hal ini akan mendukung hipotesis Beijing, yang menyalahkan sejumlah klaster infeksi pada kemasan makanan impor.
Media China, yang tentu saja disetir pemerintah, menyebut hasil investigasi WHO telah membunuh semua teori konspirasi yang dikembangkan oleh sejumlah pihak anti China. Contohnya, mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang menuduh Institut Virologi Wuhan membocorkan virus tersebut.
Sebelumnya, Pompeo mengatakan terdapat sejumlah bukti yang signifikan bahwa virus COVID-19 muncul dari sebuah laboratorium di China. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil