jpnn.com - JAKARTA – Calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Yani, menyatakan kecurangan yang terjadi dalam pemungutan suara pemilu legislatif 9 April lalu sangat memprihatinkan. Menurut caleg dari daerah pemilihan Sumatera Selatan I itu, bentuk kecurangan mulai dari penggelembungan suara, manipulasi, hingga politik uang yang secara terang-terangan diminta oknum penyelenggara pemilu.
Yani yang mengaku mengalami sendiri kecurangan itu mengatakan bahwa dirinya memiliki bukti-bukti yang valid termasuk dalam bentuk rekaman CCTV. Anggota Komisi Hukum DPR itu mengatakan, terdapat oknum anggota panitia pemilihan kecamatan (PPK) yang memintanya menyediakan uang demi mengubah hasil pemungutan suara.
BACA JUGA: DKPP Mulai Kebanjiran Pengaduan
“Dia bilang yang menentukan pulpen-pulpen kami. Dua hari setelah pemungutan suara, itu mereka (oknum PPK) melakukannya lagi. Saya ingin menjebak tapi polisi tidak sigap. Mereka menawarkan 25 ribu sampai 30 ribu suara,” katanya dalam rapat pleno penghitungan suara nasional pemilu legislatif di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Kamis (1/5) malam.
Yani menambahkan, kecurangan itu terjadi di Kabupaten Musi Rawas serta sejumlah kabupaten lain di Sumsel. Menurutnya, kecurangan itu tidak hanya berdasarkan temuan PPP tapi partai politik lainnya.
BACA JUGA: Beber Pembagian Amplop ke 116 Kades
“Saya harap KPU tidak lempar badan, dengan alasan waktu. Saya sudah dengar (KPU lempar badan). Ini tidak mencerminkan KPU sebagai penyelenggara yang baik,” katanya.
Dari penghitungan sementara untuk dapil Sumsel I yang dibacakan Komisioner KPU Provinsi Sumsel, diketahui PPP hanya meraih 81.872 suara. Khusus Yani mendapatkan 46.217 suara.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Siswi SMP jadi Tersangka Kasus Kecurangan Pileg
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisruh Rekap Suara, Seluruh Komisioner KPU Batam Dicopot Sementara
Redaktur : Tim Redaksi