Merasa Dikerjain Dosen, Mahasiswa Ngadu ke Dewan

Rabu, 11 Desember 2013 – 01:08 WIB

jpnn.com - GORONTALO - Puluhan mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekes) Gorontalo mendatangi kantor DPRD Provinsi Gorontalo, Selasa (10/12) kemarin. Mereka mengadukan sikap oknum dosen di kampus pencetak perawat itu yang diduga melakukan diskriminasi terhadap lima orang mahasiswa kebidanan, sehingga terancam tidak diwisuda.

Aksi ini sudah yang kedua kalinya dilakukan para mahasiswa Poltekes,sebelumnya mereka menyampaikan hal serupa pada bulan Juli 2013 yang lalu.  

BACA JUGA: Tolak Revisi PP 74, Minta Audiensi dengan Denny

Menurut para masa aksi, persoalan muncul ketika dosen mereka, inisial N pada bulan januari 2013 lalu tiba-tiba masuk ruang kelas untuk memberikan kuliah Askep-3. Masalah yang muncul, N masuk kelas diluar jadual perkuliahan, ia juga masuk tanpa ada pemberitahuan sebelumnya kepada para mahasiswa.

Ketika itu, ada lima orang yang terlambat, mereka masing-masing Fitrianty Gobel, Intan Kasim, Melisa Hadju, Debi Soeratinoyo, dan Orin Suleman. Kendati hanya terlambat lima menit, dosen N menghukum mereka dengan dianggap tidak hadir.

BACA JUGA: Majukan Dunia Pendidikan Melalui Peningkatan Kualitas Guru

Masalahnya semakin tak diterima para mahasiswa ketika, dosen N dalam pertemuan mendadak itu menghitung absen hingga 3 kali pertemuan. Dengan begitu, kelima mahasiswa yang dianggap absen itu tidak bisa melanjutkan ujian.

Menurut mereka, sikap N tidak hanya pada mata kuliah Askep-3, hampir seluruh mata kuliah yang dipegangga dosen tersebut tidak bisa diikuti kelima mahasiswa tersebut, dengan alasan merupakan mahasiswa bermasalah.

BACA JUGA: Mendikbud Minta Remidi Dibatasi

Akibatnya para calon bidan ini terancam tidak lulus diberbagai mata kuliah, bahkan terancam tidak di wisuda pada semester depan. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan jalan keluar dari masalah tersebut, namun pihak Poltekes dituding diam. Bahkan kelima mahasiswa ini mengaku sempat diancam akan di drop out bila terus mempersoalkan kasus ini.

"Kami di sini (Deprov) hanya meminta keadilan, kasian kami sudah mencoba tapi mereka (dosen) tidak ada yang mau peduli," jelas Debby Soeratinoyo, salah seorang mahasiswa.  

"Ini akan mendorong terjadianya mal praktik dikemudian hari, bagaimana tidak kalau cara dosen mengajar seperti ini, yang dihasilkan pasti tidak akan cekatan dalam melakukan pekerjaanya," tambah Andri Hasim koordinator aksi.

Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Rustam Akili yang menerima langsung para masa aksi sempat menyampaikan permohonan maaf karena aspirasi para mahasiswa yang disampaikan bulan juli lalu tidak langsung digubris. "Bukan komisi 4 yang salah, tapi ketua DPRnya yang salah tidak tanggap menerima aspirasi masyarakat," jelas Rustam Akili.

Di sisi lain, Rustam mengatakan, setiap dosen memiliki hak prioregatif, namun hal itu bisa dipertimbangkan apalagi bilamenyangkut nasib seseorang. Untuk itulah, DPRD lanjut Rustam akan bergerak cepat dengan akan memanggil Direktur Poltekes Gorontalo untuk menjelaskan duduk persoalan. "Sehingga solusi terbaik dari masalah ini bisa didapatkan secepat mungkin," katanya.

Terpisah, Direktur Poltekes Gorontalo Drs Sarifuddin menjelaskan sesuai informasi yang diterima pihak Poltekss, kelima mahasiswa tersebut memang sering tidak hadir dalam perkuliahan, bukan hanya sekali-dua kali.

"Kalau hanya tiga menit terlambatnya tidak akan seperti ini, sudah dilakukan pembinaan memang mahasiswa itu sering tidak masuk kuliah," jelas Sarifuddin. (nta)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Sangka Bisa Kuliah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler