jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik yang juga Managing Director Neo Pollster Indonesia, Wawan Fahrudin menyarankan Megawati Soekarnoputri agar mengambil sikap tegas, menyikapi aroma kubu pendukung Puan Maharani yang tidak sepenuh hati menyokong pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Kabar merebak, mereka tidak total mendukung Jokowi lantaran masih kecewa Puan gagal diusung menjadi cawapres. Megawati sebagai figur sentral di PDI-P harus tegas. Jangan sampai kubu Puan, menjadi duri dalam daging yang mengganggu pemenangan Jokowi-JK.
BACA JUGA: Mulai Hari Ini, Dolly Tinggal Memori
"Sangat disayangkan jika isu kubu Puan setengah hati mendukung benar adanya. Mereka harus ditertibkan agar tak jadi duri dalam daging. Tak ada ada kata lain Mega harus tegas dan membuktikan kembali kenegarawanannya dan saya yakin dia mampu seperti halnya ketika memberi mandat Presiden kepada Jokowi," kata Wawan di Jakarta, Rabu (18/6).
Menurut alumni FISIP Universitas Indonesia tersebut, friksi dan faksi di internal partai adalah hal biasa. Namun ketika dihadapkan dengan sebuah pertarungan besar, maka semua pihak harus legowo untuk menjalankan putusan ketua umum.
BACA JUGA: Kubu Jokowi-JK Merasa Diuntungkan Kiprah Relawan Tanpa Bayaran
Artinya, kata Wawan, bila ada kader PDI-P yang tak patuh, enggan menjalankan serta mengawal mandatnya, Mega harus tegas menindak. Tidak terkecuali kepada putrinya sendiri dan kelompok pendukungnya.
Hal senada dikatakan Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago. Dikatkan, jika isu kubu Puan tak mendukung Jokowi itu benar, maka sama saja mereka merusak soliditas pemenangan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Padahal itu mandat dari Megawati.
BACA JUGA: Desak Istana Serahkan Staf Pembuat Obor Rakyat ke Polisi
Karena itu Mega sebagai Ketua Umum PDI-P, harus bersikap tegas menertibkan kelompok yang potensial jadi duri dalam daging.
"Kalau memang terjadi perpecahan di PDI-P, sehingga internal tak all out memenangkan Jokowi, sangat disayangkan sekali. Karena ini akan mengacaukan soliditas dalam memenangkan Jokowi," katanya.
Pangi mengatakan, sejak awal dirinya memang sudah memrediksi bakal tidak solidnya internal PDI-P dalam mendukung Jokowi. Namun, dia akui tidak menduga jika ketidaksolidan itu dipicu kekecewaan pendukung Puan.
Dikatakan, jika kubu Puan tidak total mendukung Jokowi, itu sama saja terjadi pembangkangan terhadap keputusan ketum PDIP, Megawati.
"Ketika suara PDIP di pileg enggak mencapai 20 persen lebih, pendukung atau kelompok yang pro Puan sudah tak nyaman lagi. Karena santer terdengar, bila PDI-P dapat suara 20 persen lebih, sehingga bisa mencalonkan sendiri, maka mereka akan menyorong Puan sebagai cawapres Jokowi, " katanya.
Lantaran tak mencapai target, Jokowi akhirnya dipasangkan dengan JK dan kelompok pendukung Puan kecewa. " Terjadi power struggle, implikasinya pecahnya kosentrasi untuk all out mendukung Jokowi," kata dia. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilih Prabowo Lebih Militan dan Loyal
Redaktur : Tim Redaksi