jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens merespons dugaan kasus korupsi mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Boni mengingatkan modus membenturkan antarinstitusi negara. Modus itu merupakan indikasi corruptor fights back.
BACA JUGA: Yusuf Ajak Hentikan Spekulasi Firli Peras SYL
Hal itu disampaikannya sesaat setelah Diskusi Publik LPI bertajuk "Mengawal Agenda Antikorupsi Bersama KPK” yang digelar di Jakarta, Senin (9/10/2023).
Dia menjelaskan modus itu terindikasi dari laporan dugaan pemerasan yang dilakukan oleh pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berdasarkan pengaduan masyarakat yang muncul sesaat setelah proses hukum di Kementerian Pertanian yang diduga melibatkan SYL didalami oleh KPK.
BACA JUGA: Ini Mobil yang Ditunggangi SYL Saat Temui Jokowi di Istana, Mewah
Terhadap kasus SYL, menurut Boni, publik sekarang dibuat kacau oleh persepsi munculnya dugaan pemerasan dan sebagainya.
“Kami hanya ingin semua fokus pada masalah korupsi karena di situ inti masalahnya. Isu pemerasan ini secara hukum kan sama sekali rapuh dan kami membacanya ini ada upaya corruptor fights back dengan cara membenturkan dua institusi negara, yaitu KPK dan Kepolisian. Dan, saya berharap kita semua harus cermat membaca itu lalu negara tidak boleh kalah,” ujar Boni.
BACA JUGA: Malam-malam, SYL Temui Jokowi di Istana, Mengaku Siap Menghadapi Proses Hukum
Dia menambahkan berdasarkan hasil studi Bosisme Lokal (studi tentang orang kuat lokal yang membentuk model oligark jejak SYL di Sulsel merupakan model oligark lokal dalam konstruksi dinasti politik.
“Dalam kajian kami sejak tahun 2005 itu nama SYL memang masuk dalam kategori orang kuat lokal karena masuk dalam kategori orang yang sangat kuat di Sulawesi. Begitu jadi menteri kami melihat ini keberhasilan atau lompatan yang sukses dari seorang lokal bos itu menjadi seorang tokoh nasional,” ujar Boni.
Boni menilai dalam penguasaan politik di Indonesia memang di tingkat daerah itu ada beberapa orang kuat di hampir semua daerah, para bos lokal ini akhirnya orang yang menjadi sangat powerful di dalam mengendalikan proses politik sosial ekonomi di daerah.
Itu sebabnya, Boni berharap KPK tetap terus bekerja, tetap solid, dan tetap fokus terhadap apapun kasus korupsi dan jangan takut terhadap upaya koruptor melawan balik.
“Jadi, saya minta dengan hormat semua komisioner pimpinan dan juga jajaran deputi direktur harus solid, tetap fokus, karena mereka tengah berhadapan dengan kekuatan korupsi yang begitu besar di luar institusi negara,” pungkas Boni.
Hadir dalam diskusi LPI antara lain mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksda TNI (Purn) Soleman B Ponto, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan Dr. Emrus Sihombing, Pakar Kebijakan Publik dari Wellbeing Institute Dr. Asep Kusnanto, Presenter dan Redaktur Akurat, Ratu Tiara dan Pakar Hukum Pidana Unpad Prof. Romli Atmasasmita yang bergabung melalui zoom.(fri/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari