Merespons Pernyataan Abdul Rasyid Perihal Pilgub Kalteng, Tokoh Perempuan Dayak: Tidak Objektif

Senin, 07 Oktober 2024 – 18:40 WIB
Tokoh Perempuan Dayak Lely Hendrawati Tundang. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Tokoh Perempuan Dayak Lely Hendrawati Tundang merespons pernyataan pengusaha atau pemilik Citra Borneo Indah (CBI) Abdul Rasyid yang viral di media sosial terkait penilaiannya tentang kepemimpinan Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran dan Agustiar Sabran, kakak kandung Sugianto, dalam Pilkada Kalteng 2024.

Lely membantah pernyataan Abdul Rasyid yang menyebut kepemimpinan Sugianto Sabran gagal.

BACA JUGA: Qodari Sebut 3 Alasan Elektabilitas Agustiar-Edy Unggul dari 2 Paslon Lain di Pilgub Kalteng

Menurut dia, hal tersebut selain tidak sesuai dengan fakta, juga bertentangan dengan penilaian mayoritas publik yang puas dengan kinerja Sugianto Sabran di Kalimantan Tengah.

Menurut Lely, pernyataan Abdul Rasyid lebih disebabkan oleh perbedaan pilihan politik dalam pilkada.

BACA JUGA: Pilgub Kalteng: Elektabilitas Agustiar Sabran-Edy Pratowo Tertinggi

Oleh karena itu, wajar jika narasi yang disampaikan cenderung tendensius dan bertujuan menggiring opini publik negatif terhadap Sugianto maupun Agustiar.

“Anggapan itu tidak benar, karena selama kepemimpinan Pak Sugianto Sabran hingga dua periode, beliau adalah pilihan masyarakat Kalteng. Masalah kapok atau tidak, itu adalah hak pribadi seseorang, tetapi yang jelas beliau sudah memperlihatkan kinerja yang memuaskan bagi publik, sekitar 80 persen,” ujar Lely, Senin (7/10/2024).

BACA JUGA: Polisi Pastikan Kasus SPPD Fiktif Setwan DPRD Riau Berlanjut, Meski Bang Uun Maju Pilkada

“Hal ini berdampak pada kakaknya, Agustiar Sabran, yang sekarang mencalonkan diri sebagai gubernur dengan nomor urut 3, dan didukung oleh presiden terpilih Bapak Prabowo,” ujar Lely.

Lely menegaskan pernyataan Abdul Rasyid tentang ‘kapok’ memberikan dukungan adalah hak pribadi.

Namun, faktanya, penilaian publik atas kinerja Sugianto Sabran sangat tinggi, dan dukungan terhadap Agustiar–Edy juga besar, yang secara objektif terlihat dari hasil survei.

Menurut Lely, parameter untuk menilai kepemimpinan seorang kepala daerah harus menggunakan instrumen ilmiah seperti lembaga survei yang kredibel sehingga hasilnya objektif dan tidak berdasarkan pandangan subjektif pribadi.

“Menilai keberhasilan seorang kepala daerah harus objektif dan ilmiah. Berdasarkan survei, tingkat kepuasan terhadap Pak Sugianto Sabran sangat tinggi selama dua periode kepemimpinannya. Masyarakat puas, dan itu adalah fakta ilmiah,” ujarnya.

Lely, yang juga merupakan relawan Sahabat 03, menyebut tingkat kepuasan masyarakat terhadap Sugianto berdampak positif pada Agustiar–Edy, yang dipandang sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang paling tepat untuk melanjutkan roda pemerintahan Kalteng berikutnya.

Lely juga menambahkan Agustiar Sabran memiliki kompetensi dan rekam jejak yang baik, dengan pengalaman dan jaringan yang luas, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Hal ini menjadi modal utama dalam melanjutkan program pemerintah dan bersinergi dengan pemerintah pusat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalteng.

“Pak Agustiar adalah Ketua Dewan Adat Dayak (DAD). Beliau memiliki pengalaman, kapabilitas serta jaringan yang kuat di tingkat nasional dan dapat bersinergi dengan pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dalam membangun Kalimantan Tengah,” ujarnya.

“Pengalaman dan sepak terjang Agustiar bukan ‘kaleng-kaleng’. Sebagai Ketua DAD, beliau juga pernah menjabat sebagai anggota DPR RI. Oleh karena itu, wajar jika elektabilitasnya lebih unggul dibandingkan calon lainnya,” ujarnya.

Lely juga menyebut Agustiar bukanlah pemimpin yang hanya bekerja di belakang meja. Ia sering turun langsung ke lapangan dan bekerja dengan hati, membantu masyarakat.

Oleh karena itu, menurut Lely, wajar jika elektabilitas Agustiar tinggi dibandingkan pasangan calon lainnya.

“Sebagai calon pemimpin, Pak Agustiar sangat berkompeten. Elektabilitasnya mencapai 41,6%, dan kerja kerasnya juga terlihat jelas saat beliau turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi masyarakat kecil. Beliau adalah sosok yang bekerja dengan hati,” ungkapnya.

Selain itu, kata Lely, Agustiar memiliki pengalaman dan prestasi, serta perhatian pada dunia olahraga, yang membuatnya sukses dalam penyelenggaraan acara, baik skala nasional maupun internasional.

Pada level nasional, Agustiar yang menjabat sebagai Ketua Harian Pengurus Besar (PB) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi), berhasil mencatatkan rekor MURI saat menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur ke-49 di Jakarta dengan peserta sebanyak 1.506 orang dari 34 provinsi.

Sementara pada level internasional, Agustiar pernah menjadi ketua panitia Union Cycliste Internationale (UCI) Mountain Bike (MTB) Eliminator World Cup atau Kejuaraan Dunia Balap Sepeda Gunung yang digelar pada tahun 2022 di Palangka Raya.

“Beliau berhasil di level nasional maupun internasional. Salah satunya adalah membawa turnamen balap sepeda gunung dunia ke Kalimantan Tengah. Tentu saja, membawa pertandingan skala dunia ke Kalimantan Tengah bukan hal yang mudah,” pungkas Lely.(fri/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler