jpnn.com, LAMPUNG - Pemkot Bandarlampung bakal menggabungkan (merger) tiga sekolah (SD) dalam satu lahan demi efisiensi anggaran dan peningkatan mutu pendidikan.
Wacana itu diutarakan Wali Kota Bandarlampung Herman H.N. saat mengunjungi SDN 2 Gotongroyong, Jl. M.H. Thamrin, kemarin.
BACA JUGA: Tol Bakauheni-Terbanggi Siap Digunakan saat Mudik 2017
Pihaknya berencana menggabung sekolah tersebut dengan SD 1 Gotongroyong yang terletak tepat di depan sekolah tersebut, serta SD 1 Palapa, Tanjungkarang Pusat.
Tentunya tidak hanya sebatas menggabungkan siswa. Pemkot juga berencana menambah 10 lokal kelas baru di sekolah tersebut. Dengan adanya 6 lokal saat ini, total nantinya akan ada 16 lokal ruang kelas.
BACA JUGA: Mabes Beber Kronologis Wefie Polisi dengan Mayat Begal
Pembangananya sendiri dilakukan dengan konsep dua lantai sehingga tidak terlalu memakan lahan halaman sekolah.
’’Pembangunan akan mulai kita lakukan awal 2018. Walau nantinya menjadi banyak lokal baru, kami pastikan tetap ada lahan terbuka untuk upacara dan aktivitas siswa lainnya, karena gedungnya akan kita bangun dua lantai,” ujar Herman.
BACA JUGA: Lagi, Korban Begal Tewas di Lampung
Sementara, lahan eks. SD 1 Gotongroyong nantinya tidak dibiarkan kosong begitu saja. Ya, di lahan tersebut akan dibangun gedung kelurahan yang juga akan berada satu lahan dengan bangunan puskesmas.
’’Jadi nanti ada gedung Puskesmas yang kita jadikan satu dengan kelurahan di seberang SD (SDN 2 Gotongroyong),” ujarnya seperti dilansir Radar Lampung hari ini.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bandarlampung Daniel Marsudi menuturkan, wacana tersebut kini tengah dimatangkan oleh dinas yang dipimpinnya. Sebagai gambaran awal, pembangunan gedung nantinya akan memakan dana sekitar Rp2 miliar.
’’Tahun ini kita sedang menyusun perencanaannya,” ujar dia.
Terkait jumlah siswa, pihaknya yakin tidak akan overkapasitas. Dia menerangkan, untuk saat ini siswa yang berada di SDN 1 dan 2 Gotongroyong masing-masing berkisar 190 siswa. Total terdapat 380 siswa bila kedua sekolah tersebut digabungkan. Sementara untuk SDN 1 Palapa kini menampung sekitar 1.000 siswa.
’’Tapi bila dikurangi siswa yang akan lulus tentu akan berkurang cukup banyak,” ucapnya dia.
Sementara, pihaknya pun mengaku tidak akan mempermasalahkan bila nantinya ada wali murid SDN 1 Palapa yang keberatan memindahkan anaknya di lokasi baru. Sebeliknya pihaknya justru akan membantu untuk memasukkan siswa bersangkutan ke sekolah lain yang dituju.
’’Tidak ada unsur pemaksaan. Justru kita akan bantu,” tegasnya seraya menerangkan pembangunan gedung diperkirakan berjalan sekitar 5 bulan. (sur/c1/sur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Selidiki Penyebar Foto Polisi dengan Mayat Begal
Redaktur & Reporter : Budi