Merger Tokopedia dan Gojek, Pratama: Pengamanan Data Harus jadi Prioritas

Kamis, 20 Mei 2021 – 12:45 WIB
Pratama Persadha. Foto: dok.JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Dua raksasa teknologi online Indonesia Gojek dan Tokopedia telah resmi bergabung dan membentuk entitas baru, GoTo Group, yang disebut-sebut memiliki ekosistem dengan menyumbang 2 persen dari PDB negara.

GoTo Group memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan, dan juga termasuk unit fintech, GoTo Financial.

BACA JUGA: Gojek dan Tokopedia Bergabung, Bentuk Grup GoTo

Chairman lembaga riset siber CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) Pratama Persadha menyebut bergabungnya Gojek dan Tokopedia punya konsekuensi pada pengelolaan data khususnya dari sisi keamanan data penggunanya. Sebab, keduanya mengolah data dalam jumlah besar.

"Namun, patut dicermati juga bahwa keduanya juga punya pengalaman kurang baik pada sistem informasinya. Tokopedia pada pertengahan 2020 digegerkan dengan bocornya 91 juta lebih data pemakai, dan Gojek beberapa kali mengalami fraud pada banyak pemakai Gopay,” kata Pratama dalam keterangan resminya, Kamis (20/5).

BACA JUGA: Pemerintah Yakin GoTo Bakal Ciptakan Efesiensi Layanan UMKM

Menurut Pratama menambahkan, makin besar sebuah platform, maka akan kian menarik perhatian pelaku kejahatan untuk mencoba menyerang.

Dia menegaskan bukan hanya hacker lokal saja yang mengincar. Namun, lanjut dia, hacker global yang akan mengincar.

BACA JUGA: Terkait Merger, CIPS Ingatkan Gojek dan Tokopedia soal Ini

Sebab, kata Pratama, startup baru dengan nama GoTo ini sudah masuk ke dalam level startup dengan valuasi terbesar di dunia.

"Belum lagi adanya teknologi keuangan pada Gopay. Bukan hanya data pribadi yang berpotensi dicuri oleh penjahat siber, tetapi juga bisa uang customer-nya kalau pengamanannya tidak benar-benar kuat," terang pria asal Cepu Jawa Tengah ini.

Menurutnya, ini harus menjadi perhatian serius, karena saat ini keduanya adalah aplikasi terbesar di tanah air.

Bergabungnya kedua aplikasi ini diharapkan tidak membuat risiko keamanan data masyarakat menjadi bertambah besar.

Dia menilai timing Gojek dan Tokopedia merger mungkin saja mengejar sebelum Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) disahkan.

"Jadi, belum ada aturan teknis macam-macam terkait pengamanan data pribadi. Namun bila nanti UU PDP sudah jadi, mereka tetap harus melakukan penyesuaian,” kata Pratama.

Dia menambahkan pengamanan data harus menjadi fokus Tokopedia dan Gojek bila nanti aplikasi dan sistem benar-benar menyatu dalam satu satu wadah.

Bergabungnya dua aplikasi anak bangsa ini akan melahirkan pembacaan data baru yang sangat tinggi nilai ekonominya juga sangat singnifikan bagi ketahanan-keamanan nasional.

Bagaimana tidak, kata dia, keduanya akan menguasai jalur distribusi manusia, barang dan makanan.

"Tentu negara juga harus melihat ini sebagai peluang besar sekaligus ancaman dari sudut pandang pengamanan data dan juga keamanan nasional," jelasnya.

Menurut Pratama, sebaiknya pengamanan data harus mendapatkan prioritas oleh pengelola dan juga oleh negara.

Dia menjelaskan berbeda dengan data kependudukan yang cenderung statis dan tidak menghasilkan data baru.

Data GoJek dan Tokopedia ini dinamis karena ada data jual beli dan kebutuhan masyarakat secara nasional.
Yang pasti data tersebut tidak dimiliki oleh lembaga negara mana pun. (boy/jpnn)

 

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler