Meriahnya Sambut Imlek, Gaun pun Terinspirasi Budaya Tibet

Senin, 09 Februari 2015 – 09:01 WIB
Meriahnya Sambut Imlek, Gaun pun Terinspirasi Budaya Tibet. Jessica Eveline mengenakan gaun rancangan Elok Rege Napio dalam acara fashion show bertema Romance in Spring di atrium Grand City. Foto WS Hendro/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - SURABAYA – Meski Imlek masih sebelas hari mendatang, kemeriahan menyambut pergantian tahun tersebut sudah terasa saat ini. Contohnya fashion show hasil rancangan 13 desainer yang tergabung dalam Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jatim. Salah satunya adalah baju rancangan Elok Rege Napio.

Gaun itu terinspirasi dari baju kebudayaan Tibet. Unsur Imlek terletak pada kerah berupa cheongsam dan gaunnya yang merah. Agar lebih cantik, gaun tersebut diberi payet yang mirip bebatuan di Tibet.

BACA JUGA: Mau Berenang dengan Hiu, Datanglah ke Banyuwangi

’’Inspirasi Tibet ini saya ambil karena warna-warnanya cerah dan etnik. Sangat Imlek,’’ ujarnya saat ditemui Jawa Pos (Induk JPNN.com) setelah mendandani Jessica Eveline di backstage.

Gaun karya Elok tersebut menjadi salah satu gaun yang ditampilkan dalam acara yang bertajuk ”Romance In Spring” di atrium Grand City Sabtu malam (7/2).

BACA JUGA: Jam Gelang Colorful Berhias Bebatuan nan Simpel

Ketua APPMI Jatim Denny Djoewardi menyatakan, dirinya dan semua anggotanya sangat senang mendapat sebuah kesempatan untuk menunjukkan karya-karya mereka secara bersama-sama. ’’Ini seperti mimpi. Kami bisa tampil nunjukin karya kami satu panggung,’’ tuturnya.

Pengunjung yang memadati atrium Grand City tersebut cukup antusias atas karya-karya yang ditampilkan dalam ”Romance In Spring” itu. Misalnya Ayu Dewi Rahardini, 24. Perempuan yang juga merupakan model tersebut tampak serius memperhatikan gerakan senior-seniornya yang berlenggak-lenggok di panggung catwalk.

BACA JUGA: Bajigur, Wedang Pengusir Dingin

’’Rancangannya bagus-bagus, jadi pengen ikutan pakai gaun-gaun itu,’’ ungkap mahasiswi universitas swasta di Surabaya tersebut.

Sementara itu, kemeriahan yang sama terlihat di Atrium Supermal Pakuwon Indah kemarin. Di pusat perbelajaan tersebut terdapat atraksi tarian belly dance. Ada 32 orang yang memainkan atraksi itu. Sepuluh di antaranya merupakan anak-anak.

Ketua Belly Dance Surabaya Willy Filosofia menjelaskan, untuk persiapan tidak diperlukan waktu yang khusus. Sebab, setiap minggu mereka berlatih. Tepatnya setiap Selasa.

’’Disitu bisa belajar banyak. Salah satunya teknik perut getar atau yang biasanya disebut shimmy,’’ ujar perempuan kelahiran 4 Maret 1976 tersebut.

Menurut Willy, belly dance merupakan tarian lawas dari Timur Tengah. Nah ketika disini, tarian itu berkembang dan dikombinasikan untuk menghibur para warga Tionghoa. ’’Unsur oriental terletak pada kostum kami,’’ jelasnya.

Salah seorang penonton, Alexandra Wawolangi, 19, terkesima dengan atraksi yang dilihatnya itu. Imlek tak hanya identik dengan barongsai. Belly dance juga bisa menjadi hiburan baru untuk perayaan tahun baru sekarang ini. ’’Mereka bagus dan menghibur,’’ tandas mahasiswi Universitas Ciputra tersebut. (rid/cik/c22/ai)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demam Berdarah Menggejala, Ini Pencegahan dan Penanganannya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler