Merpati Ngutang Rp45 Miliar Sejak Zaman Majapahit

Selasa, 12 November 2013 – 18:58 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Tommy Soetomo menyatakan pihaknya perlu mengkaji lebih jauh terkait rencana restrukturisasi utang PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) menjadi saham.

"Kalau mau dijadiin saham, kita masih mikir-mikir. Business plannya saja masih belum jelas. Saat ini kan sedang ditangani oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA)," ujar Tommy di Gedung Kementerian Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (12/11)

BACA JUGA: Sudah 24 Provinsi Tetapkan UMP 2014

“Pertanyaannya, bila kita setuju (restrukturisasi utang, red), namun BUMN yang juga diutangi seperti PT Pertamina dan lainnya tidak menghendaki, terus pesawat mau jalan pakai apa," imbuhnya.

Tommy juga nampak jengah dengan utang Merpati yang tak kunjung dibayar hingga puluhan miliar. Utang itu berasal dari parking fee di apron, penggunan garbarata, ground handling, taxi way dan lain-lain.

BACA JUGA: Laba Angkasa Pura I Naik Rp 127,6 Miliar

"Utangnya Rp45 miliar sejak zaman majapahit sampai sekarang," tukas dia.

Seperti diketahui, Merpati saat ini tengah mempunyai utang sebesar Rp6,5 triliun pada puluhan BUMN dan pihak swasta. Utang itu terus membengkak kala maskapai pelat merah itu belum juga membayarnya. (chi/jpnn)

BACA JUGA: Puluhan Perusahaan Asing Minat Gandeng BUMN

BACA ARTIKEL LAINNYA... Izin Investasi Masih Ruwet


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler