JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan terus meramaikan industri pasar modal Indonesia melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Yang mengejutkan, salah satu BUMN yang menyatakan siap IPO adalah Merpati Nusantara Airlines (MNA).
Direktur Utama PT MNA Rudy Setyopurnomo mengatakan, IPO merupakan cara efektif untuk meraih pendanaan yang sangat dibutuhkan untuk ekspansi perseroan. "Kami siap-siap dari sekarang. Target saya, setelah Pemilu 2014, Merpati bisa langsung IPO," ujarnya akhir pekan lalu.
Kenapa menunggu 2014? Menurut Rudy, Merpati yang kini masih dalam tahap restrukturisasi membutuhkan waktu untuk memantapkan kinerja perseroan. "Selain itu, kalau menjelang Pemilu, pemerintah dan DPR biasanya lebih sibuk. Jadi nunggu setelah Pemilu saja," katanya.
Selain tambahan pendanaan, Rudy mengatakan jika IPO juga sangat diperlukan untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Merpati. Dia mengakui, salah satu penyakit yang menggerogoti Merpati selama ini adalah praktek korupsi oleh oknum-oknum pegawai sendiri. "Kalau sudah go public, pengawasan akan jauh lebih ketat," ucapnya.
Lalu, berapa target saham yang akan dilepas? Menurut Rudy, besaran saham yang akan dilepas masih akan dimatangkan oleh tim internal. Namun, selaku manajemen, dirinya akan mengusulkan agar karyawan Merpati mendapat jatah 10 persen saham. "Dengan begitu, karyawan akan punya rasa memiliki terhadap Merpati sehingga bekerja lebih keras lagi," ujarnya.
Rudy mengatakan, dari sisi kinerja, saat ini Merpati sudah mencatat kemajuan signifikan. Dari yang awalnya rugi operasional hingga Rp 1,5 miliar per hari, mulai 15 Juni lalu, Merpati sudah bisa mencatat laba operasional di kisaran Rp 200 - 500 juta per hari. "Ini bisa kami capai dengan efisiensi di berbagai lini dan optimalisasi penerimaan," katanya.
Menurut Rudy, pembenahan sistem ticketing, perbaikan layanan, serta promosi, bisa menaikkan jumlah penumpang. Load factor atau jumlah kursi terisi dalam penerbangan yang dulu hanya berkisar 50 persen, kini sudah naik menjadi 80 persen, bahkan 90 persen. "Apalagi, dengan promosi Pak Dahlan Iskan yang kemana-mana naik Merpati, jumlah penumpang makin bertambah," terangnya.
Rudy optimistis, berbagai strategi yang dijalankan akan membuat kinerja Merpati makin baik. Bahkan, dia berani menargetkan akhir tahun ini bisa mencapai laba operasional Rp 1 miliar per hari.
Namun, dia mengakui bahwa Merpati masih dibayang-bayangi masalah utang lama yang jumlahnya mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Sebagian besar utang tersebut berasal dari Bank Mandiri. Karena itu, saat ini pihaknya tengah bernegosiasi untuk langkah restrukturisasi utang. "Kalau utang-utang lama bisa direstrukturisasi, kinerja Merpati akan melesat lebih tinggi lagi," ujarnya. (Owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuartal II, Nokia Kembali Rugi Rp9,5 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi