Peningkatan angka kematian virus MERS di Arab Saudi sudah memasuki tahap yang mengkhawatirkan. Hampir setiap hari ada korban meninggal. Mayoritas merupakan penduduk yang berusia lanjut. Sabtu (10/5) pemerintah setempat mengabarkan ada tujuh orang lagi yang tidak bisa diselamatkan dari virus tersebut. Selain itu, ada sepuluh kasus baru.
Dengan data terbaru tersebut, berarti sudah ada 133 korban yang meninggal karena MERS di Arab Saudi. Kasus di negara penghasil minyak itu juga mencapai angka 473 orang. Belakangan kasus MERS memang meningkat tajam. Pada April, ada kenaikan dua kali lipat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, pada Mei ini sudah ada kenaikan 25 persen kasus.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi menyatakan, korban meninggal tersebut merupakan pasien MERS yang dilaporkan sebelumnya. Pada 10 kasus yang baru terdeteksi, lima kasus berada di Riyadh, empat di Jeddah, dan satu di Taif. Namun, hanya satu di antara 10 penderita MERS yang ditangani secara intensif di rumah sakit.
Semakin merebaknya penyakit tersebut membuat warga Arab Saudi sangat panik. Beberapa di antara mereka yang cukup kaya rela pergi ke luar negeri untuk menghindari MERS. Salah satunya keluarga Fouad, salah seorang dokter di Jeddah. Istri, anak, dan adiknya diketahui pergi ke luar negeri. Setiap hari dia hidup dalam ketakutan karena mayoritas penularan berada di petugas kesehatan.
Suasana di Arab Saudi pun tidak seperti biasanya. Terutama di Riyadh. Sebab, hampir setiap hari ada orang yang meninggal karena MERS di daerah itu. Kini jarang ada penduduk lokal yang berlalu-lalang di luar seperti biasa. Beberapa pemilik pusat kebugaran menuturkan, banyak anggotanya yang membatalkan jadwal fitnes karena takut keluar rumah. Selain itu, banyak anak-anak yang tidak diizinkan pergi ke sekolah oleh orang tua mereka karena takut tertular. Sebagian besar penduduk hanya pergi ke luar rumah untuk urusan yang sangat penting.
Hakim, seorang dokter di Riyadh, menuturkan bahwa pemerintah seharusnya melakukan aksi yang lebih tegas untuk memproteksi masyarakat jika keadaan terus memburuk. Misalnya, menutup sekolah-sekolah, melarang orang berkumpul, melarang orang keluar masuk Arab Saudi, serta menunda haji untuk periode tertentu. "Situasi kian memburuk, namun belum ada tindakan politis sama sekali," katanya. (Reuters/BBC/sha/c15/tia)
BACA JUGA: Dubes Indonesia Untuk Australia Kembali Bertugas di Canberra
BACA ARTIKEL LAINNYA... American Airlines Hampir Tabrak Pesawat Tanpa Awak di Udara
Redaktur : Tim Redaksi