MERS Mengancam, Kemenkes Teliti Kelelawar

Kamis, 11 Juni 2015 – 06:38 WIB
MERS Mengancam, Kemenkes Teliti Kelelawar. Foto Reuters

jpnn.com - JPNN.com JAKARTA – Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang meneliti sejumlah kelelawar di Indonesia.

Tujuannya ialah mencegah mamalia terbang itu menjadi vektor atau pembawa virus middle east respiratory syndrome (MERS) masuk ke tanah air.

BACA JUGA: Negara-Negara Tempat Wisata Prostitusi Populer di Dunia, Indonesia?

MERS memang belum ditemukan di tanah air. Namun, sebaran penyakit asal Timur Tengah tersebut mulai mendekat. Tahun lalu ditemukan di Malaysia dan kali ini mewabah di Korea Selatan (Korsel).

Kepala Balitbangkes Kemenkes Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, belajar dari kasus MERS di Arab Saudi, penyakit itu juga pernah ditemukan pada seekor kelelawar di sana.

BACA JUGA: Mitos dan Fakta tentang Kulit Wajah Kendur

Tjandra menambahkan, kelelawar diduga juga bisa menjadi vektor atau pembawa penyakit ebola yang mewabah di Afrika.

Tim dari Balitbangkes Kemenkes, terang Tjandra, sudah berhasil mendapatkan beberapa sampel kelelawar dari Indonesia.

BACA JUGA: Teknik 4-7-8 Bisa Bantu Anda Tidur Lebih Nyenyak

”Yang sudah diteliti sekarang adalah kelelawar dari Donggala (Sulteng). Tim juga akan mencari kelelawar dari Papua,” ujarnya, Rabu (10/6). Tahun depan pencarian diperluas ke seluruh wilayah Indonesia.

Tjandra menegaskan, dari penelitian saat ini, tidak ditemukan virus MERS maupun ebola dalam kelelawar Indonesia.

Meskipun begitu, kata dia, tim balitbangkes tetap mengidentifikasi jenis kelelawar. Upaya itu penting untuk berjaga-jaga jika nanti memang terjadi penularan MERS melalui kelelawar.

Terkait kasus MERS di Korsel, pria yang juga menjadi anggota WHO Emergency Committee on MERS CoV itu menerangkan, statusnya masih belum dapat dikendalikan.

Data hingga 9 Juni menyebutkan, jumlah kasus MERS di Negeri Ginseng tersebut mencapai 95 orang dan tujuh di antaranya meninggal dunia.

Menurut Tjandra, pola penularan MERS di Korsel bisa menunjukkan gejala superspreader. Yakni, satu orang pembawa MERS bisa menulari hingga 50 orang lainnya.

Jika dirunut dari awal, orang pertama pembawa MERS di Korsel pernah berobat di Rumah Sakit (RS) St Mary.

”Saat di rumah sakit, pasien ini pernah batuk-batuk,” ucapnya. Lantas, dari seorang pasien itu, penyakit MERS menular ke 37 pasien atau pengunjung RS St Mary lainnya.

Kemudian, seorang di antara 37 pasien MERS yang tertular di St Mary tadi dirawat di UGD RS Samsung. Nah, di RS Samsung itu penderita MERS tadi menulari 35 pasien atau pengunjung RS Samsung lainnya.

”WNI yang sedang berada di Korsel sebaiknya menghindari berkunjung ke RS yang pernah atau sedang merawat pasien MERS,” tuturnya. (wan/c9/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hal Aneh yang Membuat Pasangan Anda Selingkuh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler