Dedi Gunardi, 30, salah satu karyawan yang mengalami luka berat di bagian kepala tewas. Nyawa warga Perumahan Karang Tengah Permai, Blok T2/05, RT 03/14, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang itu tak tertolong. Walau dia sempat dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Mulia Insani yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi pabrik.
Sedangkan tiga rekannya, Andi Riyanto, 19; Nanda Irawan, 20, dan Syahrul, 19 yang mengalami luka-luka di sekujur tubuh dilarikan ke RS Ariya Medika yang berlokasi di Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang guna mendapatkan pertolongan medis. Humas RS Mulia Insani, Eka Rini mengatakan Dedi Gurnadi tewas lantaran mengalami luka parah di kepala akibat benturan.
Kondisi luka yang cukup parah membuat nyawa korban tidak tertolong. ”Saat korban tiba, kami langsung memeriksa denyut jantungnya. Ternyata sudah tidak berdetak lagi. Kami perkirakan yang bersangkutan tewas di lokasi atau mungkin dalam perjalanan ke rumah sakit,” ungkapnya.
Kapolsek Cikupa Kompol Arlon Sitinjak mengatakan yang meledak adalah mesin pemanas creamer kopi yang tengah beroperasi di lantai tiga pabrik. ”Kami belum mengetahui penyebab pasti mesin creamer meledak. Apalagi mesin pemanas kopi yang katanya otomatis itu baru saja dibeli perusahaan,” terang Arlon kepada INDOPOS, kemarin (25/6).
Awalnya, ucap Arlon juga, penutup mesin pemanas kopi yang tengah berproduksi itu yang meledak dan diikuti bagian mesin lainnya. Karena ledakan cukup keras, membuat tembok area pengolahan creamer kopi itu ambrol ke bawah. Akibatnya, 4 karyawan yang tengah bekerja di lantai dua tertimpa reruntuhan tembok. ”Salah satu karyawan bernama Dedi Gunardi tertimpa dan tewas,” cetus juga mantan Kapolsek Cipondoh itu.
Menurut Arlon lagi, penangan kasus kecelakaan kerja hingga menelan korban jiwa ini diserahkan ke Markas Polres Kota Tangerang. ”Penanganan kasus ini kami kami limpahkan ke Polres Kota Tangerang,” tukasnya juga.
Sementara itu Arul, pemilik warung rokok, yang berada persis di depan pabrik Torabika, mengatakan ledakan yang terjadi pukul 08:00 yang membuat gempar seisi pabrik dengan luas puluhan hektare tersebut. ”Bunyi ledakannya luar biasa kerasnya. Saya perkirakan radius 500 meter masih terdengar suara ledakannya. Suaranya seperti ledakan bom,” ungkapnya.
Ledakan yang terjadi saat buruh shift pagi baru saja memulai bekerja itu membuat ribuan buruh panik. Akibatnya, dalam sekejap seluruh buruh yang berjumlah ribuan semburat keluar dari area pabrik menyelamatkan diri. ”Sempat terjadi kemacetan karena ribuan buruh keluar bersamaan. Pengemudi mobil yang melintas juga kaget dan menghentikan kendaraannya. Karena ingin tahu penyebab ledakan,” ujar Arul lagi.
Setelah ledakan, Arul mengaku menyaksikan atap pabrik hancur hingga puing-puingnya berhamburan sekitar 5 meter dari lokasi pabrik. (gin/kin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nafsiah Dahlan Berbagi Tips Lingkungan
Redaktur : Tim Redaksi