ISTANBUL - Misi antiteror Turki berlanjut. Operasi udara pasukan Turki ke sarang militan Negara Islam alias Islamic State (IS) atau ISIS di Syria dan markas militan Partai Pekerja Kurdi (PKK) di Irak menuai kritik. Sejumlah kelompok militan lain yang merasa menjadi korban misi antiteror Turki protes.
Minggu malam waktu setempat (26/7), jet-jet tempur Turki mendaratkan serangan ke Til Findire. Desa di perbatasan Syria dan Turki itu terletak di sisi timur Kota Kobane. Tahun lalu di kota itulah militan Kurdi menyerah kepada ISIS. Kabarnya, serangan saat malam tersebut menghancurkan kendaraan milik Unit Perlindungan Rakyat Kurdi alias YPG. Karena merasa bukan bagian dari target, YPG pun marah.
"Pasukan Turki membombardir Til Findire sejak Jumat (24/7). Serangan itu mengakibatkan empat pejuang Tentara Pembebasan Syria (FSA) dan beberapa warga sipil terluka," terang YPG. Maka, YPG mendesak Turki menghentikan agresinya atas Til Findire. Melalui juru bicaranya, YPG juga meminta militer Turki mematuhi aturan internasional tentang pertempuran.
Namun, pejabat pemerintah Turki menegaskan bahwa militernya hanya melancarkan serangan ke sarang ISIS di Syria dan PKK di Irak. "Misi antiteror yang saat ini berlangsung itu bertujuan untuk menghalau ancaman keamanan terhadap Turki. Kami akan melanjutkan operasi terhadap ISIS di Syria dan PKK di Irak," tegas pejabat yang merahasiakan namanya tersebut.
Dia menegaskan bahwa militer Turki tidak menyasar kelompok militan lain dalam operasi kali ini. Maka, terkait klaim YPG, pemerintah Turki berjanji menyelidiki lebih lanjut. "PYD (Partai Uni Demokrasi) dan (militan) yang lainnya tidak termasuk target dalam misi kami saat ini," tegasnya. PYD adalah partai yang menjadi induk YPG.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Ahmet Davutoglu menyatakan bahwa Turki akan terus melanjutkan misi antiterornya. Dia menyebut operasi udara itu sebagai upaya untuk mengubah keseimbangan di kawasan tersebut. Tapi, dia menegaskan tidak akan mengirimkan pasukan darat untuk menggempur perbatasan. Terutama perbatasannya dengan Syria.
"Kami tidak akan mengirimkan pasukan darat. Kami tidak ingin melihat DAESH (sebutan untuk ISIS dalam bahasa Arab, Red) hadir di perbatasan wilayah kami," papar Davutoglu seperti dikutip harian Hurriyet.
Dia membatasi aksi militer Turki di perbatasan Syria dengan serangan udara semata. Sebab, serangan udara dianggap efektif untuk menghancurkan sarang militan dengan risiko minimal.
Bersamaan dengan itu, Ankara mengundang negara-negara anggota NATO untuk membahas misi antiteror Turki. Sebelumnya, pemerintahan Davutoglu berhasil memenangkan dukungan Amerika Serikat (AS) terkait perang anti-ISIS dan anti-PKK tersebut.
BACA JUGA: Berwajah Menarik dan Berbodi Aduhai, Tukang Sapu Jalanan Ini Siap Jadi Model Tanpa Busana
Sebagai bentuk kerja sama, Turki mengizinkan militer AS menggunakan Pangkalan Udara Incirlik di selatan sebagai basis serangan terhadap ISIS di Syria. (AP/AFP/hep/c6/tia/ray)
BACA JUGA: Dicerai Suami Gara-gara Selfie saat Idul Fitri
BACA JUGA: Enam Tersangka Video Panas Kamar Ganti Uniqlo Akhirnya Ditahan
BACA ARTIKEL LAINNYA... ISIS Kini Kurang Kendaraan Perang, Troli pun Dimodifikasi Jadi Pengangkut Senjata
Redaktur : Tim Redaksi