BRABASAN - Suasana tegang menyelimuti Kompleks perkantoran PT Barat Selatan Makmur Investindo Kampung Fajar Baru Kecamatan Panca Jaya, Mesuji Minggu (25/2). Ratusan orang tak dikenal sekitar pukul 10.30 Wib menyerbu kompleks perkantoran Divisi I PT BSMI. Tak hanya menyerbu kompleks kantor, massa diduga melakukan pembakaran terhadap gedung-gedung yang ada di kompleks perkantoran tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun Radar Lampung, aksi pembakaran itu berlangsung dengan cepat. Tak ayal sejumlah bangunan mess, perkantoran dan gudang ludes terbakar. Puas melihat bangunan-bangunan tersebut terbakar, massa lalu membubarkan diri sekitar pukul 11.30 Wib. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam peristiwa pembakaran tersebut. Pihak Aparat Kepolisian Resor Tulangbawang juga langsung membuat police line di areal tempat kejadian perkara.
Diduga, massa yang belum teridentifikasi tersebut berjumlah sebanyak 300 orang lebih dan berasal dari Kampung Sri Tanjung, Keagungan dalam dan Nipah Kuning. Pihak Kepolisian menyatakan masih melakukan penyelidikan terkait hal tersebut.
AKBP Shobarmen, Kapolres Tuba menyatakan masih mendalami peristiwa tersebut dan mengumpulkan data-data awal. Shobarmen juga masih belum bisa memastikan massa berasal dari wilayah kampung mana saja. Pasalnya, beredar kabar, aksi itu juga melibatkan warga dari luar Provinsi Lampung.
Diduga, aksi pembakaran PT BSMI tersebut merupakan pelampiasan kekesalan warga akibat adanya konflik sengketa lahan yang berlarut-larut antara masyarakat dengan BSMI. Sengketa lahan warga dengan BSMI dipicu oleh saling klaim kepemilikan lahan. Hingga saat ini, masih belum ada titik temu terkait hal tersebut.
Namun menurut Shobarmen, polisi sudah menguasai keadaan. “Situasi saat ini memang sudah kembali kondusif tidak ada lagi pergerakan massa,” kata Shobarmen. Menurut Shobarmen, satu kompi pasukan polisi dipersiapkan di tempat kejadian perkara.
Tak hanya itu, pihak Polda Lampung juga sudah menggerakkan pasukan Brimob untuk mengamankan lokasi. “Untuk sementara, kerugian masih kita hitung. Dan massa yang menyerang itu masih diidentifikasi dari kampung mana saja,” jelas dia.
Konflik warga dengan perusahaan perkebunan asal Malaysia tersebut semakin memanas sejak tahun lalu. Disamping telah menimbulkan korban jiwa, konflik warga versus perusahaan diwilayah Mesuji juga sudah menarik perhatian dunia internasional.
Beberapa waktu lalu, sekelompok orang mengatas namakan perwakilan warga bahkan ramai-ramai mendatangi DPR RI dengan membawa rekaman yang diyakini terjadi di daerah Mesuji.
Belakangan, muncul dugaan video tersebut hanyalah rekayasa belaka dan tidak sepenuhnya benar. Pemerintah pusat sendiri telah menurunkan tim untuk mengidentifikasi rangkaian peristiwa kekerasan akibat konflik lahan yang terjadi di Mesuji.
Terpisah, kalangan DPRD Lampung sendiri menyatakan prihatin dengan adanya konflik yang kembali terjadi di Mesuji. Menurut Ahmad Bastari, anggota Komisi I DPRD Lampung, adanya konflik tersebut semakin memengaruhi iklim investasi di PRovinsi Lampung. Para pengusaha, lanjutnya, tentu akan berfikir ulang untuk menanamkan investasinya di Provinsi Lampung.
Kondisi tersebut pada akhirnya lanjut Bastari akan membuat perekonomian di Lampung terpengaruh. “Iklim investasi jadi terpengaruh, orang dari luar memandang Lampung ini sudah nggak aman lagi,” keluhnya.
Ditambahkan Legislator asal PAN itu, komisi I DPRD Lampung tentu nantinya akan mencermati perkembangan peristiwa pembakaran BSMI tersebut. “Pertama tentu saja kita prihatin. Dan komisi I mungkin akan merapatkan langkah apa yang kira-kira perlu diambil oleh Komisi. Kalau perlu turun ke lokasi,” sergahnya (wdi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diancam Seumur Hidup, Keluarga Terdakwa Kasus Senpi Menangis
Redaktur : Tim Redaksi