jpnn.com, JAKARTA - Metaverse diprediksi akan menjadi teknologi paling menarik, yang layak dipertimbangkan oleh perbankan di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Pengalaman imersif yang ditawarkan metaverse bisa dikemas oleh perbankan sebagai new experience bagi nasabahnya, yang bermuara pada customer satisfaction.
BACA JUGA: Kawin Cerai Hingga 24 Kali, Vicky Prasetyo: Humas KUA Telepon, Serius Enggak?
Saat ini sudah banyak bank di luar negeri, sebut saja di Korea Selatan seperti KB Kookmin Bank, Industrial Bank of Korea, NH Nonghyup dan Hana Bank menyatakan masuk ke metaverse untuk meningkatkan layanannya pada nasabah.
Kemudian Bank of America, BNP Paribas lalu Bank of Kuwait dan terakhir Mecrobank di Swedia.
BACA JUGA: Kenali 5 Gejala Serangan Jantung Pada Wanita, Seperti yang Menimpa Anak Nurul Arifin
“Jadi tak berlebihan kalau kami bilang teknologi metaverse adalah masa depan perbankan. Banyak hal bisa dieksplor perbankan di metaverse untuk memberikan new experience bagi nasabah dan menciptakan customer satisfaction,” ujar Co-Founder dan Chief Editor digitalbank.id Safaruddin Husada dalam webinar Banking in Metaverse: a Hype or Real, Rabu (26/1).
Contoh yang paling jelas, di mana metaverse bisa memengaruhi perbankan adalah dalam interaksi pelanggan, apalagi di masa pandemi seperti saat ini.
BACA JUGA: Masyarakat di Daerah Sangat Merasakan Manfaat Kartu Sembako Jokowi
Banyak bank telah menawarkan layanan video tatap muka dengan nasabah dan menggunakan mesin teller interaktif menggunakan konektivitas video dan fungsionalitas, yang lebih kuat daripada ATM.
Namun, sambung Safaruddin, ke depan melayani pelanggan di dunia virtual akan menjadi satu kemutlakan. Dan, meteverse merupakan jawabannya.
“Riset terbaru yàng dipublikasikan Digital Banking Report menemukan hampir setengah dari eksekutif layanan keuangan yang disurvei percaya bahwa 1 dari 5 pelanggan akan menggunakan teknologi virtual untuk transaksi sehari-hari. Metaverse ini juga menarik perhatian banyak orang,” kata Safaruddin.
“Teknologi metaverse dengan pengalaman imersifnya mampu mengaburkan batas antara kenyataan dan dunia virtual. Nah, saya kira, bank tak perlu lagi menunggu dalam keraguan, sebab di metaverse ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan bank,” tutur Managing Director Shinta VR Andes Rizky.
Sementara, pakar transformasi digital Bayu Prawira Hie mengatakan teknologi metaverse sangat tepat digunakan bank-bank yang punya layanan priority banking atau private banking.
Menurut Bayu, metaverse adalah pilihan yang tepat bagi bank untuk memberikan layanan terbaik kepada nasabah prioritas atau private banking.
“Teknologi metaverse diyakini akan mampu memberikan pengalaman baru bagi nasabah perbankan, khsususnya nasabah prioritas dan private banking. Dalam beberapa tahun ke depan diyakini banyak bank di Indonesia akan masuk ke metaverse," seru Bayu.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy