Meutya Hafid Berbagi Kisah Sebagai Pejuang dua Garis Biru Lewat Buku Lyora

Senin, 13 November 2023 – 10:12 WIB
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid membagikan kisah perjalanan pribadinya melalui buku berjudul Lyora: Keajaiban yang Dinanti.

Buku tersebut berkisah perjuangan Meutya, mengandung putrinya, Lyora, setelah 10 kali percobaan bayi tabung.

BACA JUGA: Khusus Wanita, 5 Makanan dan Minuman Ini Bisa Menurunkan Tingkat Kesuburan Anda

Politikus Partai Golkar itu juga menceritakan tantangan yang dihadapinya bersama sang suami, Noer Fajriensyah.

Pada usia 37 tahun, dia menjalani program bayi tabung dan sempat mengalami tiga kali hamil, tetapi keguguran karena janin dan embrio tidak berkembang dengan baik.

BACA JUGA: Meutya Hafid Beberkan Kunci Transformasi Digital pada UMKM

"Alhamdulillah, saya berhasil hamil pada usia 44 tahun dan dikarunia putri bernama Lyora Shaqueena Ansyah," kata Meutya, dalam keterangannya, Senin (13/11).

Sebagai pejuang dua garis biru, dia menyampaikan pesan penting bahwa infertilitas adalah suatu masalah kesehatan yang serius.

BACA JUGA: Fertilitas Merosot, Populasi Indonesia 2045 Sekitar 319 Juta Orang

Oleh karena itu, setiap pasangan berhak mendapatkan dukungan dan akses terhadap perawatan yang diperlukan.

Menurut Meutya, negara sudah seharusnya hadir untuk mendukung pengobatan infertilitas atau kesuburan.

"Masalah fertilitas secara resmi telah diakui sebagai penyakit oleh WHO, dan kesehatan reproduksi merupakan hak setiap warga negara," ujar Meutya.

Menurut Meutya, ada beberapa alasan mengapa pengakuan resmi terhadap infertilitas sebagai penyakit ini menjadi penting.

Antara lain akses ke perawatan medis yang tepat, peningkatan dukungan psikologis, perlindungan hukum dan hak individu, pan Peningkatan kesadaran dan edukasi.

Meutya mengatakan buku "LYORA: Keajaiban yang Dinanti" tidak hanya menginspirasi dan memberikan harapan bagi pasangan yang sulit mendapatkan keturunan, tetapi juga menyoroti pentingnya perubahan dalam pendekatan masyarakat dan pemerintah terhadap infertilitas.

Melalui bukunya, Meutya Hafid berharap untuk mengubah stigma dan sikap negatif yang masih sering terkait dengan masalah infertilitas.

"Saya ingin mendorong perubahan sosial yang lebih luas dalam pemahaman dan dukungan terhadap pasangan yang sulit mendapatkan keturunan," tuturnya.(jlo/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler