jpnn.com, SURABAYA - Masyarakat perlu memahami gejala awal yang bisa berpeluang membawa penderita terserang stroke.
Bila mengalami beberapa di antara gejala itu, Anda perlu bertindak cepat untuk memeriksakan diri atau medical check-up.
BACA JUGA: Insomnia Tingkatkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke?
Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit (RS) Adi Husada Undaan Wetan Surabaya, dr. Candy Laurenz, Sp.S, MM Kes mengatakan, gejala awal stroke lebih sering dialami seseorang berusia lanjut.
Terutama dengan kelainan kondisi tubuh tertentu. Namun, bisa juga ini terjadi pada manusia usia produktif dengan adanya gangguan kerusakan saraf di otak.
BACA JUGA: Pola Konsumsi tak Teratur Picu Stroke dan Jantung
Dijelaskan Candy, gejala yang sering terjadi ialah rasa kebal atau mati mandadak atau kehilangan rasa dan lemas pada tangan, kaki, muka.
BACA JUGA: Ini Makanan Terbaik untuk Mencegah Stroke
Terutama pada satu bagian tubuh saja. “Selain itu, bisa ditandai dengan perasaan bingung yang mendadak. Sehingga sulit berbicara atau mengerti akan suatu hal,” ungkap Candy.
Pada personal lainnya, gejala terjadi bila tiba-tiba salah satu atau kedua mata mendadak terasa kabur. Atau kehilangan keseimbangan maupun sulit berjalan dan terhuyung.
“Merasa pusing secara mendadak dan sakit kepala tanpa adanya sebab yang jelas. Ciri yang mengikuti gejala di atas tadi meliputi rasa mual dan muntah-muntah diikuti dengan panas. Pingsan mendadak dan kehilangan kesadaran,” urainya lebih jelas.
Nah, bila menyadari atau mengalami hal tersebut, Candy menyarankan untuk segera beristirahat dan mendapat perawatan lebih lanjut.
Namun, bila terlanjur terjadi stroke, pada orang bersangkutan hanya memiliki tiga jam waktu emas alias golden time untuk penyelamatannya.
“Bila melewati waktu tersebut, penanganan bisa lebih sulit. Dan risiko bagi pasien bisa semakin berat,” ujar Candy. Dia mengungkapkan, bahwa waktu paling baik dalam penyelamatan penderita serangan stroke ialah 3 jam.
Waktu ini menjadi golden time dan merupakan kesempatan berharga bagi pasien untuk menghindari risiko lebih berat atau bahkan kematian.
“Golden time ini untuk pertolongan pertama bagi pengidap stroke,” ujarnya.
Candy mengimbau, pasien lebih baik segera dilarikan menuju IGD (Instalasi Gawat Darurat) RS yang difasilitasi dengan pertolongan pertama stroke.
Tujuannya, pasien secepat mungkin segera mendapat pertolongan fasilitas yang bisa memadai untuk penanganan stroke. Kemudian untuk memastikan gejala benar- benar pertanda stroke.
Tak kalah penting ialah untuk mengurangi risiko kecacatan yang ditimbulkan.
“Sekarang ada beberapa IGD yang dimiliki rumah sakit yang menyediakan fasilitas pertolongan pertama untuk stroke,” kata Candy.
Demi menghindari kemungkinan stroke, selain pola makan yang baik ialah membiasakan diri untuk olahraga ringan dan teratur serta melatih aktivitas otak sehari-hari.
“Hal itu bisa dilakukan dengan berdiskusi, berkumpul, bersosialisasi, belajar dan membaca, serta aktivtas bersama lainnya,” pungkasnya. (*/opi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 8 Jenis Makanan Pencegah Risiko Stroke
Redaktur : Tim Redaksi