Insomnia Tingkatkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke?

Rabu, 17 Mei 2017 – 05:11 WIB
Ganguan Tidur, Temukan Jawabannya. Foto Empow Her

jpnn.com - Penelitian baru telah menemukan kaitan insomnia dengan risiko serangan jantung dan stroke.

Penelitian yang dipimpin Qiao Dia dari China Medical University di Shenyang, Tiongkok, menganalisis 15 studi kohort prospektif dengan setidaknya dua tahun follow-up dan dengan total 160.867 peserta.

BACA JUGA: Begini Dampak Kesepian Terhadap Kesehatan

Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara insomnia dan kesehatan yang buruk, tetapi hubungan antara insomnia dan penyakit jantung atau stroke sejauh ini tidak konsisten.

Untuk penelitian baru ini, tim melihat hubungan antara gejala susah tidur, termasuk kesulitan memulai tidur, kesulitan mempertahankan tidur, bangun pagi dan tidur non-restoratif serta kejadian atau kematian akibat penyakit kardiovaskular (infark miokard akut, penyakit jantung koroner, gagal jantung), stroke atau kombinasi dari peristiwa.

BACA JUGA: Ini Trik-Trik Jitu untuk Melawan Gangguan Tidur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan memulai tidur, kesulitan mempertahankan tidur, atau tidur non-restoratif telah dikaitkan dengan peningkatan dari penyakit jantung dan stroke, masing-masing sebesar 27 persen, 11 persen dan 18 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami gejala susah tidur ini.

Penderita insomnia juga bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

BACA JUGA: Pola Konsumsi tak Teratur Picu Stroke dan Jantung

"Tidur adalah proses yang sangat penting untuk pemulihan biologis dan memakan waktu sekitar sepertiga dari hidup kita, tetapi kini, dalam masyarakat modern semakin banyak orang mengeluh tentang insomnia," kata Qiao Dia, seperti dilansir laman MSN, Senin (15/5).

Sebagai contoh, dilaporkan bahwa sekitar sepertiga dari populasi umum di Jerman telah menderita gejala insomnia.

"Penelitian sebelumnya telah menunjukkan insomnia bisa mengubah metabolisme dan fungsi endokrin, meningkatkan aktivasi simpatik, meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan tingkat proinflamasi dan sitokin inflamasi, yang semuanya merupakan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular dan stroke," tutur Qiao Dia.

Qiao Dia menambahkan, perempuan lebih rentan terhadap insomnia karena perbedaan genetika, hormon seks, stres dan reaksi terhadap stres.

Temuan ini telah dipublikasikan dalam European Journal of Preventive Cardiology.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayo, Kenali Masalah Tidur Anda dan Obatnya


Redaktur : Fany
Reporter : Fany, Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler