MH17 Dirudal, PBB Lakukan Investigasi Internasional

Sabtu, 19 Juli 2014 – 06:25 WIB

jpnn.com - MOSKOW - Sejumlah spekulasi menyeruak terkait jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 yang diyakini telah ditembak rudal. Namun, mengingat jumlah korban sipil yang mencapai 295 orang, Sekretaris Jenderal PBB"Ban Ki-moon menyerukan perlunya investigasi internasional yang transparan.

Ban menyatakan terus memantau laporan tentang MH17 secara detail melalui Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.

BACA JUGA: Bawa Peluru, Warga AS Ditahan

"Sangat jelas, kita perlu investigasi internasional yang menyeluruh dan transparan. Saat ini saya menyatakan rasa duka mendalam untuk para keluarga dan seluruh warga Malaysia," kata Ban dalam pernyataan resminya Jumat (18/7).

Dewan Keamanan (DK) PBB kemarin langsung melakukan rapat darurat untuk membahas tragedi MH17. Dikabarkan, misi PBB di Inggris telah meminta pertemuan itu mengeluarkan pernyataan resmi tentang penyelidikan internasional secara menyeluruh dan independen. Pihak Malaysia pun memberikan pernyataan mereka dalam sesi rapat darurat tersebut.

BACA JUGA: Suami Istri Ini Selamat karena Kehabisan Tiket MH-17

Seperti diberitakan, pesawat Malaysia Airlines jatuh di antara Krasnyi Luch di Luhansk dan Shakhtarsk di Donetsk pada Kamis malam WIB (17/8).
Pesawat berjenis Boeing 777-200 itu mengangkut 280 penumpang dan 15 kru saat jatuh dalam perjalanan dari Amsterdam, Belanda, menuju Kuala Lumpur, Malaysia.

Di tengah upaya PBB menguak penyebab jatuhnya MH17, mata dunia kini mengarah kepada Ukraina dan Rusia. Sampai tadi malam pemerintah kedua negara menyangkal jika mereka harus bertanggung jawab atas tragedi itu dan saling menyalahkan.

BACA JUGA: Selidiki Jatuhnya MH17, Peneliti OSCE Capai Timur Ukraina

Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan, peristiwa tersebut adalah aksi terorisme. Pernyataan Petro itu didukung Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin. Dia menyodorkan bukti rekaman percakapan telepon yang membuktikan bahwa pesawat tersebut ditembak separatis pro-Rusia.


Presiden Rusia Vladimir Putin tentu tak mau begitu saja disalahkan. Putin menuduh pemerintah Ukraina memulai kembali operasi militer di kawasan itu sehingga membuat kawasan darat dan udara menjadi wilayah berbahaya. "Negara di mana wilayah udara itu terjadi adalah pihak yang bertanggung jawab," tegas Putin.

Tragedi jatuhnya MH17 dipastikan membuat hubungan Ukraina dengan Rusia semakin buruk. Pemberontak separatis Ukraina yang pro-Rusia masih terus berjuang untuk menyatukan wilayahnya dengan negara bekas Uni Soviet tersebut. Aksi pemberontak itu membuat pemerintah Ukraina marah dan terus memberangus aksi tersebut.

Amerika Serikat yang selama ini mendukung Ukraina juga menuduh Rusia di balik jatuhnya MH17. Sebuah analisis awal intelijen AS meyakini pemberontak pro-Rusia di wilayah timur Ukraina adalah penembak jatuh MH17. Namun, AS masih terus memeriksa bukti-bukti yang ada.

"Terdapat sejumlah indikasi (pemberontak yang menembak jatuh MH17, Red), tetapi belum ada keputusan final," kata seorang pejabat AS yang tak ingin disebutkan namanya.

Para analis militer dan intelijen masih sibuk berkutat dengan data satelit dan data-data lainnya. Tetapi, semua pertanyaan yang muncul seputar insiden itu belum terjawab.

Namun, berdasar analisis awal, diduga MH17 ditembak rudal SA-11, sebuah varian umum dari rudal darat ke udara Buk buatan Rusia.

Keyakinan soal ditembaknya MH17 juga disampaikan Duta Besar AS untuk PBB Samantha Powers yang menyatakan rudal itu ditembakkan dari wilayah timur Ukraina yang dikuasai pemberontak.

Pesawat tersebut sedang terbang di ketinggian 33.000 kaki atau sekitar 10.000 meter ketika jatuh. Ketinggian terbang Malaysia Airlines itu masih dalam jarak jelajah rudal buatan Rusia yang dimiliki baik oleh Ukraina maupun Rusia tersebut.

Sistem persenjataan rudal darat ke udara Buk dikenal sangat sulit dan membutuhkan latihan rutin untuk dapat menggunakannya karena operator radar harus menyamakan koordinat dengan petugas peluncuran rudal.

"Militer Ukraina juga memiliki sistem persenjataan Buk, tetapi tidak ada bukti apa pun yang menunjukkan Kiev mengerahkan persenjataan itu di wilayah lokasi jatuhnya MH17," ujar Samantha.

Selain teka-teki tentang siapa yang menembak dan senjata apa yang digunakan, sorotan tertuju kepada Malaysia Airlines yang mengabaikan peringatan untuk menghindari wilayah udara Ukraina.

"Malaysia Airlines, seperti sejumlah operator lainnya, terus menggunakan rute itu karena merupakan rute yang lebih pendek, yang berarti lebih sedikit bahan bakar dan karena itu lebih murah," tulis Daily Mail mengutip seorang pengamat penerbangan.

Wilayah udara tempat pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH17 ditembak jatuh memang bukan zona larangan terbang. Namun, menurut Daily Mail, semua maspakai penerbangan yang terbang dari dan ke Eropa sudah diperingatkan tentang potensi bahaya.

Media itu menyoroti spekulasi yang berkembang bahwa MH17 sengaja mengambil jalan pintas melintasi wilayah yang disengketakan di timur Ukraina untuk menghemat bahan bakar.

Namun, spekulasi pemilihan rute yang mengabaikan risiko tersebut dibantah Eurocontrol. Otoritas penerbangan di Eropa itu menyatakan bahwa MH17 terbang di wilayah terlarang, namun di atas ketinggian yang ditetapkan. "Rute ketinggian yang dilewati MH17 memang boleh dilewati," terang Eurocontrol.

Sementara itu, dalam pernyataannya, Malaysia Airlines (MAS) menyebutkan, MH17 jenis B777-200 memiliki catatan pemeliharaan yang baik. Pesawat itu terakhir diperiksa pada 11 Juli 2014. Pemeriksaan selanjutnya dijadwalkan pada 27 Agustus 2014.

MH17 kali pertama digunakan pada Juli 1997. Sebelum hancur oleh rudal, pesawat dengan nomor registrasi 9M-MRD tersebut terbang selama 17 tahun.

Humas MAS Khairunnisak Dzun Nurin menyatakan, pesawat tersebut tercatat telah terbang selama 75.332 jam dengan total 11.434 siklus penerbangan. Semua peralatan komunikasi pun berfungsi dengan normal.

"Pemeliharaan dilakukan di hanggar di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Pesawat ini punya "catatan kesehatan" yang bersih," tegasnya. (AP/BBC/c9/c10/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 100 Peneliti AIDS Dikabarkan Ada di Pesawat MH17


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler