CALIFORNIA - Organisasi Reporters Without Borders, Electronic Frontier Foundation dan 43 organisasi kampanye lainnya mengirim petisi kepada Microsoft. Mereka mempertanyakan kerahasiaan data pengguna Skype yang mencapai 600 juta pengguna.
Dijelaskan bahwa Google, Twitter dan lainnya telah memberikan laporan mengenai transparansi data. Atas desakan tersebut, Microsoft selaku pemilik Skype masih mempertimbangkan permintaan tersebut.
"Kami memeriksa surat tersebut," kata seorang juru bicara Microsoft seperti dilansir BBC (25/1).
Menurutnya Microsoft terus menerus bekerja sama dengan para pengacara, mitra industri dan pemerintah di seluruh dunia untuk mencari penyelesaian dan mempromosikan kebijakan publik yang efektif untuk melindungi privasi serta keselamatan masyarakat di pengguna situs online.
Saat ini pengguna Skype mencapai lebih dari 600 juta orang untuk melakukan panggilan telepon dan video juga mengirimkan pesan tertulis dan berupa suara. Beberapa waktu terakhir, Microsoft tengah melakukan proses migrasi pengguna dari Windows Live Messenger ke layanan tersebut.
Surat pemintaan yang disampaikan sejumlah organisasi itu menyebutkan, masalah kerahasiaan percakapan di layanan tersebut menjadi tak jelas dan membingungkan terjadi sejak Skype dikuasai oleh perusahaan AS pada 2011.
Kampanye puluhan organisasi itu juga ingin agar Microsoft menyediakan, rinician terhadap berapa banyak permintaan data oleh pemerintah ditiap negara yang telah diajukan, dan presentase yang diberikan dan disimpan oleh Microsoft.
Microsoft mengakui bahwa percakapan kelompok yang melibatkan lebih dari dua komputer akan menjangkau servernya dan juga pesan tertulis tersimpan dalam komputernya selama lebih dari 30 hari untuk memastikan sinkronisasi.
Selain itu percakapan yang menghubungkan Skype ke jaringan telepon genggam atau sambungan tetap dapat menjangkau jaringan peralatan, dan kemungkinan dapat disadap.(esy/jpnn)
Dijelaskan bahwa Google, Twitter dan lainnya telah memberikan laporan mengenai transparansi data. Atas desakan tersebut, Microsoft selaku pemilik Skype masih mempertimbangkan permintaan tersebut.
"Kami memeriksa surat tersebut," kata seorang juru bicara Microsoft seperti dilansir BBC (25/1).
Menurutnya Microsoft terus menerus bekerja sama dengan para pengacara, mitra industri dan pemerintah di seluruh dunia untuk mencari penyelesaian dan mempromosikan kebijakan publik yang efektif untuk melindungi privasi serta keselamatan masyarakat di pengguna situs online.
Saat ini pengguna Skype mencapai lebih dari 600 juta orang untuk melakukan panggilan telepon dan video juga mengirimkan pesan tertulis dan berupa suara. Beberapa waktu terakhir, Microsoft tengah melakukan proses migrasi pengguna dari Windows Live Messenger ke layanan tersebut.
Surat pemintaan yang disampaikan sejumlah organisasi itu menyebutkan, masalah kerahasiaan percakapan di layanan tersebut menjadi tak jelas dan membingungkan terjadi sejak Skype dikuasai oleh perusahaan AS pada 2011.
Kampanye puluhan organisasi itu juga ingin agar Microsoft menyediakan, rinician terhadap berapa banyak permintaan data oleh pemerintah ditiap negara yang telah diajukan, dan presentase yang diberikan dan disimpan oleh Microsoft.
Microsoft mengakui bahwa percakapan kelompok yang melibatkan lebih dari dua komputer akan menjangkau servernya dan juga pesan tertulis tersimpan dalam komputernya selama lebih dari 30 hari untuk memastikan sinkronisasi.
Selain itu percakapan yang menghubungkan Skype ke jaringan telepon genggam atau sambungan tetap dapat menjangkau jaringan peralatan, dan kemungkinan dapat disadap.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Virus Gozi Raup Rp 500 Miliar Uang Nasabah
Redaktur : Tim Redaksi