Miftahul Jannah Didiskualifikasi, Ini Saran Arzeti Bilbina

Selasa, 09 Oktober 2018 – 19:29 WIB
Arzeti Bilbina. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA -  

Aktris sekaligus anggota DPR RI Komisi X Arzeti Bilbina turut prihatin dengan diskualifikasi yang dialami Miftahul Jannah, atlet blind judo asal Aceh, dalam laga Asian Para Games 2018.

BACA JUGA: Polemik Hijab di Pertandingan Judo APG 2018: NPC Minta Maaf

Meski begitu, Arzeti Bilbina menghargai pilihan Miftahul Jannah yang harus mengubur mimpinya bertanding di Asian Para Games 2018.

“Saya rasa perlu adanya komunikasi dan sosialisasi lebih lanjut mengenai regulasi atau aturan atlet berhijab dengan Judo. Dari pandangan saya, ada dua hal yang disikapi dari kejadian Miftahul Jannah. Pertama soal regulasi yakni aturan Federasi Judo yang melarang penggunaan jilbab saat bertanding dalam judo, karena akan terdapat pitingan dan rangkulan yang bisa membahayakan atlet berhijab,” ungkap Arzeti, Selasa (9/10).

BACA JUGA: Pernyataan MUI Kasus Miftahul Jannah

“Dan yang kedua tentang prinsip, sikap dan keyakinan. Atlet berjilbab meyakini bahwa jilbab adalah syariat yang dijunjung tinggi diatas segalanya. Meskipun lepas jilbab dalam judo hanya dilakukan diatas matras, tetap saja itu menjadi tindakan yang menyalahi syariat untuk menutup aurat. Saya sangat respek dan bangga dengan sikap Miftahul Jannah. Ia tetap sosok yang hebat di mata kita semua dan juga agama,” sambungnya.

Caleg DPR RI, Dapil Jatim I, Surabaya dan Sidoarjo ini menyarakan, perlu adanya sebuah riset atau studi lebih lanjut mengenai regulasi atau aturan atlet yang mengenakan jilbab dalam olahraga judo. Sejauh mana resiko terjerat jilbab terjadi dalam judo dan harus ada terobosan tentang busana muslimah untuk atlet Judo, sebagaimana dalam olahraga renang.  

BACA JUGA: PSI Kecam Diskualifikasi Atlet Blind Judo karena Pakai Hijab

Arzeti juga mengungkapkan, menjadi hak semua masyarakat untuk menjadi atlet apapun, baik yang mengenakan hijab atau pun yang tidak. Ini sejalan dengan prinsip olahraga yang harus dijunjung tinggi yakni sportifitas dan fair play. 

“Momentum Asian Para Games 2018 di tanah air ini harus ditekan untuk tidak ada driskriminasi termasuk urusan jilbab. Tetapi harus dilihat secara komprehensif antara regulasi dan resiko-resiko yang ada di lapangan untuk kebaikan para atlet yang berlaga,” tegasnya.

Seperti diketahui, Miftahul Jannah seharusnya tampil dalam laga perdananya melawan wakil Mongolia, Gantulga Oyun dalam kelas 52 KG di Ji Expo, Kemayoran Jakarta Pusat, Senin (8/10) kemarin. Namun, dia terpaksa di diskualifikasi oleh wasit yang menganut pada aturan pertandingan yang melarang atlet mengenakan jilbab dengan alasan keselamatan si atlet sendir,i dan juga federasi olahraga tersebut. (mg7/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dengar Penuturan Mengharukan dari Miftahul Jannah


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler