JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat terjadi penurunan hasil ujian nasional sekolah menengah atas. Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, dari 1.581.286 peserta ujian, siswa sekolah menengah atas yang lulus sebanyak 1.573.036 atau sekitar 99,48 persen.
Anggota Komisi X DPR, Dedi Gumelar alias Miing mengatakan, kalau hanya melihat angka kelulusan itu memang menggembirakan. Namun itu berbanding terbalik jika melihat substansinya.
"Apa betul kita percaya bahwa Ujian Nasional itu 99 persen dari Sabang sampai Merauke sepeti itu. Apa benar SMA 6, 70, 3, dan 8 Jakarta sama dengan SMA di Sorong Papua. Nilai 8 dan 9 mereka di Jakarta, apa sama dengan nilai 8 atau 9 anak SMA di Papua. Apakah secara kualitatif sama. Ini yang jadi persoalan," ujar Miing saat dihubungi wartawan, Jumat (26/5).
Miing mengaku tidak percaya kelulusan itu murni 99 persen dalam konteks kualitatif. "Bahwa betul-betul mereka murni, jujur, bisa lulus 99 persen, Saya tidak percaya," ucapnya.
Politikus PDI Perjuangan tersebut menyatakan ketidakpercayaannya timbul karena sejak awal pelaksanaan Ujian Nasional sudah tidak jujur. (gil/jpnn)
Anggota Komisi X DPR, Dedi Gumelar alias Miing mengatakan, kalau hanya melihat angka kelulusan itu memang menggembirakan. Namun itu berbanding terbalik jika melihat substansinya.
"Apa betul kita percaya bahwa Ujian Nasional itu 99 persen dari Sabang sampai Merauke sepeti itu. Apa benar SMA 6, 70, 3, dan 8 Jakarta sama dengan SMA di Sorong Papua. Nilai 8 dan 9 mereka di Jakarta, apa sama dengan nilai 8 atau 9 anak SMA di Papua. Apakah secara kualitatif sama. Ini yang jadi persoalan," ujar Miing saat dihubungi wartawan, Jumat (26/5).
Miing mengaku tidak percaya kelulusan itu murni 99 persen dalam konteks kualitatif. "Bahwa betul-betul mereka murni, jujur, bisa lulus 99 persen, Saya tidak percaya," ucapnya.
Politikus PDI Perjuangan tersebut menyatakan ketidakpercayaannya timbul karena sejak awal pelaksanaan Ujian Nasional sudah tidak jujur. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendikbud Bersikeras Pertahankan UN
Redaktur : Tim Redaksi