GAMAWAN FAUZI merupakan sosok menteri yang gampang ditemui wartawan untuk dimintai komentarnya. Bahkan, kerap kali, pria kelahiran 1957 itu kerap nyelonong ke ruang wartawan Kemendagri.
Seperti Senin (2/1) siang. Usai menghadiri rapat di Kemenkopolhukam, dia masuk ke ruang wartawan. Santai, tanpa didampingi ajudan. Juga tak disertai Kapuspen Kemendagri Reydonnyzar Moenek yang sedang ke luar kota. Hanya Kabag Humas Kemendagri, Andi Kriarmoni, yang menemani.
Sambil mengisap rokok, dia cerita panjang lebar mengenai program pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP). Dia mengakui, proyek senilai Rp5,8 triliun ini tidak enteng
"Saya jujur saja, saya sebulan tak bisa tidur. Deg-degan, takut sistem tak jalan. Berat badan saya sampai susut empat kilo. Karena sistem itu teknologi, karena tak jalan bagaimana. Setelah sistem jalan, saya lega," ujarnya, sembari sesekali menyeruput kopi.
Gamawan cerita, sering kali tengah malam menerima laporan ada masalah di lapangan. Begitu terima laporan, lanjutnya, dia langsung menelepon Plt Dirjen Administrasi Kependudukan, Irman. "Jam 12 malam pun saya telepon Pak Irman, saya minta cek. Kalau tak ada masalah lagi, baru bisa tidur. Itu pun minum obat tidur," ujar Gamawan.
Perasaannya semakin plong, setelah membuktikan sistem pencetakan e-KTP bisa jalan. Lantas, dia merogoh dompetnya. "Ini e-KTP saya," ujar Gamawan, memamerkan e-KTP atas namanya, kepada wartawan. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekretaris Pacific Fortune Management Masih Saksi
Redaktur : Tim Redaksi