jpnn.com - ZAMBOANGA – Militer Filipina terus memburu pemberontak muslim bersenjata di jalanan dan rumah-rumah di Zamboanga. Tentara mengancam akan membunuh atau menangkap pemberontak. Kecuali jika mereka menyerahkan diri.
Juru Bicara Militer Letnan Kolonel Ramon Zagala menyatakan, pertempuran terbaru terjadi kemarin (18/9). Tentara di lapangan telah diperintahkan untuk ’’menetralkan’’ sekitar 30–40 pemberontak yang bergerilya di rumah-rumah warga di Zamboanga.
BACA JUGA: Satu Pelaku Masih Diburu
’’Kami akan terus melakukan operasi militer sampai kondisinya kembali normal. Pilihannya adalah terbunuh, tertangkap, atau menyerah,’’ ujarnya kepada AFP.
BACA JUGA: Danone China Diselidiki karena Dugaan Suap
’’Kami ingin memberi tahu mereka bahwa tidak ada yang memalukan dari menyerahkan diri ketika keputusan itu bisa menyelamatkan banyak nyawa,’’ tambahnya.
Pemimpin Front Nasional Pembebasan Moro (MNLF) Nur Misuari dilaporkan telah meminta jalur aman bagi anak buahnya untuk kembali ke wilayah kekuasaan mereka di Mindanao. Permintaan itu merupakan bagian dari gencatan senjata yang gagal sebelumnya. Namun, Presiden Benigno Aquino menolak syarat tersebut.
BACA JUGA: Korban Penembakan Pangkalan AL Jadi 13 Orang
Zagala menegaskan, militer berpendirian tidak akan membiarkan pemberontak yang tersisa lolos. Militer juga diposisikan pada jalur laut untuk menutup pergerakan mereka.
Namun, Zagala menambahkan bahwa pasukannya tidak bisa menyerang dengan maksimal. Sebab, dirinya khawatir membahayakan warga sipil yang akan mengungsi dari wilayah konflik.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Zamboanga Jose Chiquito Malayo yang sebelumnya disekap pemberontak MNLF akhirnya dibebaskan. Bahkan, ada 23 anggota MNLF ikut menyerah bersama dirinya.
Malayo memasuki wilayah yang dikuasai MNLF pada Selasa pagi (17/9). Tujuannya, bernegosiasi dengan pemberontak MNLF. Namun, dia malah disekap bersama tiga anak buahnya selama beberapa jam. (AFP/cak/c14/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pangkalan Angkatan Laut Amerika Diserang
Redaktur : Tim Redaksi