Sekelompok tentara yang muncul di televisi nasional mengatakan Presiden Niger, Mohamed Bazoum dicopot dari kekuasaannya, beberapa jam setelah ia ditahan oleh pasukan pengawal di istana kepresidenan.

Juru bicara Angkatan Darat Niger, Kolonel Amadou Abdramane, membacakan pernyataan sambil diapit oleh sembilan perwira berseragam lainnya.

BACA JUGA: Ada Usulan Agar Australia Mengeluarkan Visa Baru Bagi Jagoan Sains dan Teknologi

Dia mengatakan pasukan pertahanan dan keamanan memutuskan untuk "mengakhiri rezim yang Anda kenal karena situasi keamanan yang memburuk dan tata kelola ekonomi dan sosial yang buruk."Bagaimana keadaan di Niger saat ini?

Kolonel Abdramane mengatakan semua lembaga negara ditangguhkan, sementara sekretaris jenderal kementerian akan "mengurus urusan sehari-hari."

BACA JUGA: Ini Sejumlah Hal yang Perlu Anda Ketahui soal Gelomban Panas yang Tengah Memanggang Dunia

Dia menambahkan, perbatasan negara sudah ditutup dan jam malam nasional diberlakukan sampai pemberitahuan lebih lanjut.

"Perbatasan darat dan udara ditutup sampai situasi stabil," katanya.

BACA JUGA: Filosofi di Balik Rabu Pon, Hari Favorit Presiden Jokowi untuk Umumkan Keputusan Besar

"Mulai hari ini, mulai pukul 22.00 hingga 05.00, akan ada pemadaman listrik nasional", ujarnya, tanpa memberitahu kapan pemadaman berakhir.Kudeta didahului oleh aksi pengawal presiden

Sebelum militer mengumumkan kudeta di televisi, dilaporkan bahwa pengawal kepresidenan Niger memblokade jalan dan menahan Presiden Mohamed Bazoum di dalam istananya di ibu kota Niamey.

ECOWAS, blok regional dan ekonomi utama Afrika Barat, meminta para pengawal untuk membebaskan Bazoum dan Uni Afrika meminta tentara "pengkhianat" yang terlibat untuk segera berhenti.

Presiden negara tetangga, Benin, Patrice Talon, mengatakan ia akan pergi ke Niger untuk menengahi setelah bertemu dengan presiden Nigeria sekaligus pemimpin ECOWAS, Bola Tinubu.

"Saya percaya segala cara akan digunakan, jika perlu, untuk memulihkan tatanan konstitusional di Niger, tetapi yang ideal adalah semuanya dilakukan dengan damai dan harmonis," ujarnya kepada wartawan di Abuja.

Akun Twitter resmi Presiden Mohamed Bazoum mengunggah pernyataan yang menyebutkan beberapa pengawal presiden  terlibat dalam "demonstrasi anti-Republik" dan mencoba "dengan sia-sia" untuk mendapatkan dukungan dari pasukan keamanan lainnya.

Unggahan tersebut mengatakan presiden dan keluarganya baik-baik saja, tetapi tentara dan penjaga nasional siap menyerang jika mereka yang terlibat tidak berubah pikiran.Bagaimana reaksi dunia internasional?

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyerukan pembebasan segera presiden.

"Apakah ini merupakan kudeta secara teknis atau tidak, saya tidak bisa berkomentar. Tapi yang jelas ini merupakan upaya untuk merebut kekuasaan dengan paksa dan mengganggu konstitusi," ujarnya dalam konferensi pers di ibu kota Selandia Baru, Wellington.

Pengambilalihan militer, yang menandai kudeta ketujuh di wilayah Afrika Barat dan Tengah sejak 2020, bisa semakin memperumit upaya Barat untuk membantu negara-negara di wilayah Sahel melawan pemberontakan jihadis yang sudah menyebar dari Mali selama dekade terakhir.

Niger, negara bekas jajahan Prancis, menjadi sekutu penting bagi kekuatan Barat yang berusaha membantu memerangi pemberontakan

Negara ini juga merupakan sekutu utama Uni Eropa dalam perang melawan migrasi sporadis dari Afrika sub-Sahara.

Prancis memindahkan pasukan ke Niger dari Mali tahun lalu, setelah hubungannya dengan otoritas sementara di sana memburuk.

Prancis juga menarik pasukan khusus dari Burkina Faso di tengah ketegangan serupa.

Presiden Bazoum terpilih melalui transisi kekuasaan demokratis pertama di Niger, yang sebelumnya sudah mengalami empat kudeta militer sejak kemerdekaan dari Prancis pada 1960.

Amerika Serikat mengatakan menghabiskan sekitar $500 juta sejak 2012 untuk membantu Niger meningkatkan keamanannya.

Bulan April lalu, Jerman mengumumkan akan mengambil bagian dalam misi militer Eropa selama tiga tahun yang bertujuan untuk meningkatkan militer negara tersebut.

"Bazoum telah menjadi satu-satunya harapan Barat di wilayah Sahel," kata Ulf Laessing, kepala program Sahel untuk wadah pemikir Konrad-Adenauer-Stiftung Jerman.

"Prancis, Amerika Serikat, dan Uni Eropw sudah menghabiskan banyak sumber daya mereka di kawasan itu untuk mendukung Niger dan pasukan keamanannya."

Dia mengatakan kudeta akan menciptakan peluang bagi Rusia dan aktor lain untuk menyebarkan pengaruh mereka di Niger.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia Hari Ini: Gelombang Panas Menerjang Aljazair Menyebabkan Kebakaran Hutan

Berita Terkait