jpnn.com - BANGKOK - Militer Thailand dituding telah merencanakan kudeta selama bertahun-tahun. Yaitu, sejak mantan Perdana Menteri (PM) Thaksin Shinawatra berkuasa. Namun, hal tersebut langsung dibantah salah seorang jenderal senior di militer Thailand.
"Sejauh yang saya tahu, tidak ada rencana penggulingan. Sebab, jika kudeta ini direncanakan, bisa dibilang tidak sah," ujar Letnan Jendral Chatchalerm Chalermsukh saat diwawancarai BBC kemarin (26/6). "Jika kalian bertanya-tanya kenapa kudeta terjadi begitu mudah, itu karena tentara telah ditempatkan di Bangkok sebelumnya," tambahnya.
Sebelum kudeta, demo besar-besaran memang kerap melanda Bangkok. Sebanyak 28 nyawa melayang sia-sia karena bentrok dan tembakan. Pihak militer bersiaga di Bangkok sejak demonstrasi kian marak. Pada 22 Mei lalu, militer Thailand baru mendeklarasikan bahwa mereka mengambil alih kekuasaan.
Junta militer menegaskan, kudeta harus dilakukan untuk memperbaiki pemerintahan di Thailand, melakukan pemilihan umum, serta membentuk konstitusi yang baru. "Seluruh warga Thailand yang memenuhi kualifikasi bisa mengambil bagian dalam pemilu nanti. Termasuk keluarga Thaksin Shinawatra," ujar Chatchalerm. Selama ini Thaksin mengasingkan diri di Dubai untuk menghindari hukuman penjara atas kasus korupsi yang membelit keluarganya.
Chatchalerm menegaskan, saat ini mereka tidak memburu Thaksin sebagaimana sebelumnya. Dia meminta Thaksin untuk kembali dan melakukan banding atas kasusnya. Jika menang, dia tentu bisa kembali terjun ke dunia politik. (AFP/BBC/sha/c15/tia)
BACA JUGA: Syria Bantu Iraq
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ikut Sambut Ramadan, Obama Puji Umat Islam Amerika
Redaktur : Tim Redaksi