Militer Thailand Dikabarkan Bantu Rezim Kudeta Myanmar, Mayjen Amnat Srimak Langsung Bereaksi

Minggu, 21 Maret 2021 – 18:34 WIB
Pendukung NLD meneriakkan slogan-slogan di depan kedutaan Myanmar selama unjuk rasa setelah militer merebut kekuasaan dari pemerintah sipil yang dipilih secara demokratis dan menangkap pemimpinnya Aung San Suu Kyi, di Bangkok, Thailand, Senin (1/2/2021). Foto: ANTARA /REUTERS/Athit Perawongmetha/FOC/sa

jpnn.com, BANGKOK - Tentara Thailand membantah telah memasok beras ke unit-unit angkatan bersenjata Myanmar dan menegaskan bahwa setiap makanan yang dikirim melalui perbatasan adalah bagian dari perdagangan normal.

Militer Myanmar menghadapi kecaman internasional atas kudeta 1 Februari dan penumpasan berdarah pada protes terhadap pemerintahan militer yang menewaskan hampir 250 orang.

BACA JUGA: Makin Banyak Negara Menjauhi Myanmar, Semua Gegara Ulah Rezim Kudeta

Thailand telah menyuarakan keprihatinan atas pertumpahan darah tersebut.

Bantuan langsung Thailand kepada militer Myanmar kemungkinan akan menuai kecaman dari para pendukung pemerintah terguling yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi. Peraih Nobel perdamaian itu telah ditahan di Myanmar sejak kudeta.

BACA JUGA: Baru Sebulan Militer Berkuasa, Harga Pangan Myanmar Sudah Menggila

Media Thailand melaporkan bahwa tentara Thailand telah memasok 700 karung beras ke unit-unit tentara Myanmar di perbatasan timur Myanmar. Media itu mengutip seorang pejabat keamanan yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan itu atas perintah pemerintah Thailand.

"Tentara Thailand tidak memasok tentara Myanmar dan tidak ada kontak dari tentara Myanmar yang meminta bantuan atau meminta dukungan dari kami karena mereka memiliki harga diri mereka sendiri," kata Mayor Jenderal Amnat Srimak, komandan Pasukan Naresuan, di sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Militer Myanmar Gunakan Taktik Perang, Menembakkan Peluru Tajam ke Pengunjuk Rasa

"Jika ada sesuatu, saya kira itu adalah perdagangan reguler di penyeberangan perbatasan biasa," kata Amnat. "Kami tidak memblokir ini jika tindakan tersebut tidak melanggar hukum dan mengikuti prosedur bea cukai."

Seorang juru bicara pemerintah Thailand tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters. Tentara Myanmar tidak menjawab telepon untuk meminta komentar.

Media Thailand mengatakan unit tentara Myanmar yang dipasok di dekat perbatasan telah terkurung oleh pasukan Persatuan Nasional Karen (KNU), kelompok pemberontak etnis minoritas yang menyetujui gencatan senjata dengan pemerintah Myanmar pada 2012.

Seorang juru bicara KNU menolak berkomentar. KNU telah memberikan dukungannya pada gerakan demokrasi Myanmar dan mengutuk kudeta serta tindakan keras militer.

Junta Myanmar telah membela kudeta dengan mengatakan pemilihan 8 November yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi adalah curang dan klaimnya diabaikan oleh komisi pemilihan. Junta telah menjanjikan pemilihan umum baru tetapi belum menetapkan tanggal.

Media Thailand menunjukkan foto-foto yang tampak seperti kantong beras yang dimuat ke dalam truk di perbatasan. Foto yang dilihat oleh Reuters menunjukkan sejumlah pria, beberapa di antaranya berseragam kamuflase, menyeberang ke Thailand dan memeriksa suhu mereka.

Pergerakan antara Thailand dan Myanmar telah sangat dibatasi sejak merebaknya pandemi virus corona, dengan perdagangan terbatas. Warga mengatakan kepada wartawan Reuters bahwa penyeberangan yang ditunjukkan dalam gambar itu bukan jalur perdagangan normal. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler