jpnn.com - JAKARTA - Kapsul Waktu mendarat di Pulau Jawa pada Sabtu (31/10) setelah berkeliling ke Pulau Sumatera dan Kalimantan selama hampir dua bulan. Di dalam kapsul sepanjang 50 cm dan berdiameter 15 cm itu terdapat Mimpi dan Harapan warga Indonesia.
Ketika sampai di Bandara Soekarno Hatta, Kapsul Waktu itu langsung di bawa ke Balai Kota, Jakarta. Di Balai Kota, Kapsul Waktu itu disambut di antaranya oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Tarian tradisional Indonesia pun menyambut kedatangan Kapsul tersebut.
BACA JUGA: Kegiatan Rakyat PKS Jakarta Selatan Akan Dipadati Warga
"Kami mengumpulkan mimpi-mimpi seluruh anak bangsa dari masing-masing provinsi dari Sabang sampai Merauke," kata koordinator Panitia Nasional Ekspedisi Kapsul Waktu 2085 Jay Wijayanto di Balai Kota, Jakarta, Sabtu (31/10).
Jay menyatakan, seluruh mimpi-mimpi akan dibawa ke Merauke. Di sana, tim Ekspedisi Kapsul Waktu akan membuat monumen. "Pada setiap tahunnya akan diukir peristiwa-peristiwa berharga pada tahun itu disepanjang panel-panel di monumen," ucapnya.
BACA JUGA: Soal Surat Edaran Ujaran Kebencian, Ini Tanggapan Ahok
Jay menjelaskan, Kapsul Waktu itu akan dibuka pada tahun 2085. "Generasi yang akan datang itu dipersilakan untuk membuka kapsul itu," sambungnya.
Jay menyatakan, DKI Jakarta merupakan provinsi ke-17 yang dikunjungi oleh tim Ekspedisi Kapsul Waktu. Sebelumnya, mereka sudah mengunjungi Sumatera dan Kalimantan.
BACA JUGA: Mimpi Ahok: Ada Pembuktian Harta Terbalik untuk Pejabat
Setelah dari Jakarta, Kapsul Waktu akan dibawa ke Bandung. Di sana akan dirayakan di depan Gedung Indonesia Menggugat dan Penjara Banceuy. Penjara itu merupakan tempat Soekarno pertama kali memimpikan memproklamasikan Republik Indonesia.
"Hari ini Jakarta akan menyampaikan tujuh mimpinya. Harapan ketujuh dibacakan bapak gubernur sendiri," ujar Jay.
Kapsul Waktu merupakan simbol peringatan Gerakan Ayo Kerja yang terintegrasi di seluruh wilayah Indonesia. Kapsul Waktu akan diisi Piagam Harapan dari 34 Provinsi dan satu harapan dari Presiden Joko Widodo.
Perwakilan warga Jakarta yang di antaranya anak sekolah dan Abang None, sempat membacakan harapan. Mereka memiliki mimpi tidak ada lagi konflik antar suku, ras, kampung, atau antar pendukung klub sepakbola. Mereka pun berharap jiwa sportif dan gotong royong bisa menjadi ciri khas dan kebiasaan Bangsa Indonesia.
Kemudian, Indonesia diharapkan bisa menjadi pusat perkembangan herbal dunia. Di mana, semua obat-obatan yang dipakai rakyat hanya berasal dari tanaman asli Indonesia. Pemerintah juga diharapkan merawat hutan Indonesia dengan penuh cinta. Karena di dalam hutan tersebut terdapat bahan obat herbal dunia.
Selanjutnya, perwakilan warga Jakarta juga berharap Indonesia terbebas dari korupsi dan kuliner asli Indonesia bisa disukai dunia. Harapan pun juga disampaikan di bidang sepakbola. Mereka berharap pemain sepakbola Indonesia bisa merajai klub dunia. Pada saat membuat gol, pemain tersebut membuka jersey. Di kaus yang dikenakannya terdapat gambar Garuda Pancasila dan bertuliskan Indonesia Raya.
Sementara, Ahok menyambut baik adanya Kapsul Waktu. Ini akan membuat generasi mendatang tahu apa keinginan generasi saat ini. Bahkan, generasi mendatang diharapkan bisa meneruskan mimpi generasi saat ini yang belum tercapai.
"Nah, saya kira ini harapan kami sebagai orang tua untuk bahkan yang belum lahir yang sekarang, (generasi mendatang) bisa meneruskan apabila mimpi kami tidak bisa diwujudkan saat ini. Terima kasih untuk ide yang baik. Kita semua tentu kerja keras. Kerja..kerja..kerja," ujar mantan Bupati Belitung Timur ini.
Ahok juga menyampaikan mimpinya. Ia bermimpi Indonesia bisa memiliki undang-undang pembuktian terbalik bagi harta pejabat dan aparatur sipil negara. Selain itu, Indonesia diharapkan bisa melaksanakan seluruh transaksi non tunai.
Ahok menjelaskan, untuk bisa mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia maka syaratnya adalah bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. "Itu mimpi saya," ungkap suami Veronica Tan ini. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Provokator Demonstran Dibebaskan, Tapi Tetap Diproses
Redaktur : Tim Redaksi