jpnn.com, TANGSEL - Minat siswa menengah baik SMP/MTs maupun SMA/SMK/MA melakukan penelitian terus meningkat.
Salah satu indikatornya bisa dilihat dari jumlah proyek sains dalam Indonesian Science Project Olympiad (ISP0) yang akan digelar 21-23 Februari mendatang di Sekolah Kharisma Bangsa.
BACA JUGA: 2 Siswa Fatih Bilingual School Tampil Gemilang di Olimpiade Penelitian di Korsel
"Yang saya lihat dari tahun ke tahun peminat ISPO makin meningkat. Proyek sainsnya juga beragam. Mulai teknologi, lingkungan, dan komputer. Ke depan robotik akan menjadi proyek sains yang jadi favorit siswa," tutur Presiden ISPO Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, MM, M.Sc dalam konferensi pers Festival Sains dan Budaya (FSB), di Sekolah Kharisma Bangsa, Pondok Cabe, Tangsel, Sabtu (15/2).
Dia menyebutkan, dalam ISPO nanti ada proyek sains, menarik hasil karya siswa. Seperti pemanfaatan kulit pohon bus sebagai bahan pembuatan papan plafon rumah anti-panas dari SMAN 4 Merauke, Papua.
BACA JUGA: Menristekdikti: Penelitian Harus Ditingkatkan pada Riset Terapan
Kemudian ekstrak daun ciplukan sebagai solusi bau mulut dari SMA Fatih Bilingual School Aceh.
Ada juga proyek sains dari SMAN 1 Singaraja Bali yang membuat eccos stop kontak hemat listrik. SMAN 1 Bulukumba membuat penelitian beras talas Belitung dan ubi jalar sebagai beras analog untuk mengurangi jumlah penderita diabetes melitus.
BACA JUGA: Wali Kota Cantik Kaget Ada Alat Kontrasepsi Berceceran Milik Sepasang Remaja
Selanjutnya SMAN 6 Yogyakarta yang membuat aplikasi edukasi budaya Indonesia sebagai sarana memperkenalkan dan melestarikan budaya.
SMAN 2 Padangsidimpuan yang membuat modifikasi cahaya, suhu, dan kelembaban bagi kumbung jamur tiram dalam meningkatkan produksi dengan menggunakan sensor cahaya, suhu, dan kelembaban dengan menggunakan prosesor arduno.
"Kalau dilihat dari beberapa projek sains yang masuk final itu bisa dilihat kualitas penelitian siswa makin meningkat. Sumber riset juga makin beragam. Ini yang harus terus dipupuk," ucapnya.
Untuk memupuk budaya meneliti di kalangan siswa, Riri mengatakan, peran sekolah dan orang tua sangat penting.
Pada diri siswa harus ditanamkan bahwa meneliti itu menyenangkan dan sifatnya kontinyu. Bukan begitu penelitiannya viral dan tiba-tiba jadi selebritas, siswanya bingung mau bikin apa selanjutnya.
Pada kesempatan sama Presiden OSEBI (Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia) Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd, mengatakan, penelitian tidak hanya di bidang sains. Di bidang seni, budaya, dan bahasa Indonesia juga ada. Dan, hingga tahun ke-6 pelaksanaan OSEBI, jumlah projek siswa sebanyak 592 dan yang masuk final 55.
Dari sisi jumlah provinsi, lanjutnya, dalam pelaksanaan FSB yang merupakan gabungan ISPO serta OSEBI, mengalami peningkatan. Di mana tahun ini 20 provinsi ikut serta.
"Jumlah sekolah yang ikut dalam OSEBI ada 142 dengan jumlah siswa 997 orang," ujarnya.
Ketua Panitia FSB 2020 RS Dwi Prajitno Wibowo menambahkan, untuk ISPO terjadi peningkatan jumlah proyek sains siswa. Tahun sebelumnya 370. Tahun ini 383 projek tetapi yang masuk final 134 projek. Sedangkan jumlah sekolah yang ikut 154 dengan jumlah siswa 741 orang.
Terus meningkatnya jumlah peserta ini menurut Dwi, salah satunya karena pemenang akan diikutsertakan lomba internasional yang berafiliasi dengan ISPO di Amerika, Rumanta, Hongkong, Thailand, Canada.
"Karena tahu pemenangnya diikutkan lomba tingkat dunia, makanya itu jadi salah satu penyemangat mereka mengikuti ISPO. Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut bisa mengunjungi langsung festivalsainsbudaya.com, www.osebi.org, www.ispo.or.id," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad