jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Pada Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman menilai MIND ID menjadi penopang kebijakan strategis pemerintah di sektor pertambangan mineral dan batu bara sampai 2040.
Holding perusahaan tambang milik negara (BUMN) juga dinilai menjadi tulang punggung bagi kesuksesan kebijakan hilirisasi yang menjadi penekanan utama Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2017.
BACA JUGA: MIND ID Pacu Hilirisasi, Bawa Indonesia ke Pasar Global
Seperti diketahui, Presiden Jokowi ingin Indonesia meninggalkan tambang ekstratif, menjual biji tambang dalam bentuk mentah menuju pengolahan agar memberikan nilai tambah bagi pembangunan.
Pemerintah memproyeksi investasi di sektor mineral dan batubara sampai 2041 mencapai USD D431,8 miliar.
BACA JUGA: BRI dan MIND ID Berkolaborasi Perluas Ekspansi Bisnis
"Proyeknya begitu besar, tak salah jika kita berharap banyak pada MIND ID sebagai penopang kebijakan hilirisasi," ungkap Ferdy di Jakarta, Minggu (19/3).
MIND ID memiliki sumber daya emas, nikel, bauksit, aluminium, tembaga, timah dan thermal coal.
BACA JUGA: MIND ID bersama Kementerian Investasi Siapkan Strategi Aselerasi Program Hilirisasi
Ada PT Aneka Tambang Tbk yang bisa diharapkan untuk hilirisasi mineral sejenis nikel.
ANTAM telah membuktikan dirinya sebagai salah satu perusahaan di tanah air yang telah membangun smelter FeroNikel dengan kapasitas 27.000 matrik ton sejak tahun 1973 di Pomala, Sulawesi Tenggara. Saat ini, ANTAM sedang menyelesaikan tahap akhir pembangunan smelter FeroNikel di Halmahera Timur (FeNiHaltim) dengan kapasitas 13.000 matrik ton.
Anggota MIND ID lainnya adalah PT Freeport Indonesia sedang membangun pabrik smelter tembaga berkaptas di atas satu juta ton konsentrat tembaga per tahun di Gresik, Jawa Timur. Selain itu, PT Timah Tbk juga sedang menyelesaikan proyek smeltrer di Bangka-Balitung.
Kemudian, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk sedang membangun proyek gasifikasi di Tanjung Enim.
MIND ID juga memiliki INALUM yang sudah memiliki pengalaman luar biasa membangun proccesing dari alumina mejadi aluminium ingot.
INALUM adalah salah satunya pabrik alumina ingot terbesar di Asia dengan kapasitas produksi hampir mencapai 500.000 ton per tahun.
Melihat data tersebut, MIND ID memiliki segala sesuatu untuk membangun sector hilir tambang di tanah air.
"Dengan kemampuan INALUM memproduksi aluminium, ANTM dengan pembangunan FeroNikel, Freeport dengan pabrik tembaga dan PT Timah dengan pengembangan smelter timah, tambang BUMN mampu menjadi andalan pemerintah menuju hilirisasi dan transisi energi," katanya.
Menurut Ferdy, MIND ID juga bisa menjadi andalan pemerintah untuk proses transisi energi, seperti mobil listrik.
Revolusi menuju kendaraan listrik memiliki multiplier effect sangat besar bagi industri tambang di tanah air.
Selain dapat mengantisipasi defisit akibat impor minyak dan gas, kebijakan ini dapat mendorong nilai tambah Sumber Daya Alam (SDA), terutama tembaga, mangan, dan nikel.
Ferdy menyebut tiga jenis mineral itu menjadi bahan dasar (raw materials ) pengembangan baterai untuk eksosistem mobil listrik.
"Berkembangnya kebijakan mobil listrik, membuat hasil olahan smelter tembaga dan nikel di tanah air akan terserap dengan mudah," ungkap Ferdy.
Glencore, salah satu produsen metal terbesar dunia mengatakan kebijakan kendaraan listrik akan menambah permintaan (demand ) tembaga sebesar 18 persen 2030.
Di sisi lain, permintaan nikel global akan tumbuh 55 persen 2030.
Hal itu akan menguntungkan MIND ID yang memiliki mineral sejenis tembaga, nikel dan timah.
Ferdy menyebut pada ekosistem kendaraan listrik, tembaga digunakan untuk pembangunan jaringan listrik, jaringan storage (penyimpanan/reservoar) dan charging (Infrastrukur pengisian).
Permintaan tembaga untuk charging saja, misalnya akan tumbuh dari 23,000 ton di 2020 menjadi 392,000 ton tahun 2030. Ini tentu berita baik bagi MIND ID yang sudah mengontol saham Freeport Indonesia, sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di tanah air.
Permintaan nikel untuk jaringan penyimpanan (grid storage) akan tumbuh dari 20,000 ton pada 2020, menjadi 150,000 ton pada 2030.
Secara umum, permintaan nikel untuk kendaraan listrik tumbuh dari 66,000 ton 2020, menjadi 985,000 pada periode 2030. Ini juga berita baik bagi PT Aneka Tambang yang memiliki cadangan nikel terbesar di tanah air.
"Saya sangat optimistis, MIND ID ke depan bisa diandalakan menjadi penopang kebijakan hilirisasi pemerintah," kata Ferdy.
Ferdy menambahkan melihat segmen pasar tambang yang dimiliki MIND ID, tak heran jika pasca pembentukan holding pertambangan dan pasca akuisi Freeport Indonesia, MIND ID selalu mencat kinerja gemilang.
PTBA, PT ANTM, PT TImah dan semua anggota MIND ID mencatat kinerja terbaik sepanjang sejarah dengan laba sebesar Rp 12,6 triliun per 2023.
"Kita tentu harus mengapresiasi kinerja dan keras keras seluruh manajemen MIND ID.a juga perlu mengapresiasi kinerja para Board Of Directors MIND ID yang sudah mampu mencatatkan kinerja sangat positif," ungkap Ferdy.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul