Minggu Sore, Teknisi Lion Air JT610 Itu Sempat Merasa Capek

Selasa, 30 Oktober 2018 – 11:08 WIB
Lion Air di bandara. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, BANTEN - Keluarga Rabagus Nurwito Desi Putra, 27, teknisi Lion Air yang merupakan salah satu kru pesawat Lion Air nomor penerbangan JT610, diselimuti duka mendalam. Rasa sedih tersebut begitu jelas dirasakan, terlebih buat sang istri, Gea Ayu Sofa Anggreini, 26.

Ditemui di rumah kakeknya di Jalan Kompleks Unilever Blok E No. 3, RT 3, RW 06, Karang Mulya, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, dia tampak begitu sedih. Bahkan, dia belum mau banyak bicara terkait dengan musibah jatuhnya pesawat tersebut.

BACA JUGA: Sempat Kirim Foto Lion Air JT610 ke Istri yang Baru Dinikahi

"Suami saya memang sering berangkat ikut pesawat. Dan ketemu terakhir kemarin. Tapi tidak ada yang aneh. Pesan apa pun juga tidak ada. Sekarang berharap yang terbaik saja,” katanya lirih.

Sementara itu, Wasito yang merupakan kakek dari istri Rabagus menerangkan, Rabagus bekerja di teknis pesawat tersebut kurang lebih sudah selama lima tahun dan sudah biasa ikut terbang.

BACA JUGA: Innalillahi, Sepupu Wima J-Rocks Jadi Korban Lion Air JT 610

Namun, Wasito mengingat pada Minggu sore sekitar pukul 17.00, Rabagus sempat merasa malas, capek, dan tidak mau berangkat bekerja. “Tapi malamnya tetap berangkat juga. Saya tidak tahu pastinya berangkat jam berapa. Karena dia tidak tinggal di sini,” katanya.

Wasito mengatakan, Rabagus tinggal bersama istri dan anaknya mengontrak tidak jauh dari rumahnya. Hanya saja, cucunya tersebut sering tinggal dan ikut bersamanya. Rabagus dan istrinya tersebut, diketahui merupakan warga Madura. Kedua orang tuanya semua juga tinggal di Madura. “Suaminya itu kan sering kerja, jadi istri dan anaknya sering di sini,” terangnya.

BACA JUGA: Ketua KNKT: Kalau Meledak, Puingnya Berkilo-kilometer

Rabagus dan istrinya baru memiliki seorang anak. Anaknya laki-laki yang saat ini baru berusia satu tahun. Bahkan, pada tanggal 23 Oktober lalu baru genap berulang tahun yang ke satu tahun. “Anaknya sering saya ajak keliling-keliling digendong dengan jalan sekitar kompleks. Anaknya juga tidak rewelan,” ungkap Wasito.

Dia juga mengatakan, Rabagus merupakan sosok yang baik dan juga saleh. Dia juga merupakan sosok yang hormat kepada orang tua. “Tingkah laku dan etikanya juga baik, rajin ibadahnya. Bagi seumuran dia, mungkin bisa dibilang lebih rajin bila dibandingkan lainnya,” ucapnya.

Dengan adanya kejadian itu, saat ini dia dan keluarga pun berharap yang terbaik. Sebab, melihat kondisi yang ada memang sangat sudah tidak memungkinkan lagi. “Kami pasrah. Dan kami memang sudah tidak bisa berbuat banyak lagi, tidak bisa melawan takdir. Dan ini kami anggap sebagai ujian,” ucapnya. (gih/jp)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pramugari Lion Air Sempat Telepon Keluarga Sebelum Terbang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler