Minim Inovasi, Pertumbuhan Bank Syariah Tak Signifikan

Rabu, 04 Oktober 2017 – 15:32 WIB
Ilustrasi Bank Syariah Mandiri. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Pertumbuhan bank syariah di daerah dan nasional tak signifikan dibandingkan bank konvensional.

Beberapa hal menjadi penyebab. Salah satunya adalah minimnya inovasi produk.

BACA JUGA: Calon Haji Bersusah Payah Kumpulkan BPIH, Pemerintah Harus Menjaganya

Dari data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, sebenarnya kinerja perbankan syariah di Kota Beriman, julukan Balikpapan, menunjukkan perkembangan.

Melanjutkan tren-tren tahun sebelumnya, pangsa pasar segmen syariah tetap tumbuh meskipun tipis.

BACA JUGA: Bismillah, Pak Jokowi Dorong Indonesia Jadi Pusat Keuangan Syariah Dunia

Dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah di Balikpapan tumbuh 7,74 persen (yoy) atau sebesar Rp 1,6 triliun.

Pangsa terhadap bank konvensional masih minim hanya 7,55 persen.

BACA JUGA: Bank Syariah Mandiri Teken Pembiayaan Senilai Rp 500 Miliar

Penyaluran pembiayaan sampai Agustus tumbuh tipis 0,99 persen (yoy) atau Rp 2,3 triliun.

Pangsa terhadap bank umum hanya 9,73 persen.

Adapun, dari sisi aset, tumbuh 2,72 persen dalam nominal Rp 2,4 triliun.

Jika dibandingkan dengan bank umum juga masih kecil, share-nya hanya 8,82 persen.

Namun, rasio kredit macet (non performing financing) masih lebih baik ketimbang bank konvensional.

Angkanya masih di posisi aman, yakni sebesar 3,91 persen.

Kepala KPw BI Balikpapan Suharman Tabrani menjelaskan, pangsa perbankan syariah baik secara nasional atau daerah masih sangat rendah.

“Bukan masalah syariahnya. Dari sisi industri perbankan syariah ini jauh lebih kecil dari bank konvensional,” ucapnya, Selasa (3/10).

Dia menambahkan, perkembangan ekonomi sekarang membuat kondisi makro belum memungkinkan perbankan melakukan terobosan baru secara substantif.

Perbankan konvensional saat ini saja masih melakukan konsolidasi. Untuk berkembang saat ini memang masih sulit.

Suharman menjelaskan, beberapa hambatan penetrasi perbankan syariah secara umum.

Pertama, ketersediaan produk dan standardisasi produk perbankan syariah.

Orang melihat perbankan, masih cenderung melihat fasilitas dan kemudahan yang diberikan.

Dari sisi inovasi produk, bank syariah memang tertinggal.

“Kedua, tingkat pemahaman (awareness) produk bank syariah. Hingga saat ini, sangat sedikit masyarakat yang tahu tentang produk-produk perbankan syariah dan istilah-istilah di perbankan syariah,” tuturnya. (aji/lhl/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Calon ADK OJK Sebut Pasar Perbankan Syariah Masih Rendah


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler