LONDON - Penelitian terbaru yang dilakukan para ilmuwan di Eropa menunjukkan, mengkomsumsi minuman ringan bergula satu kaleng atau lebih dalam sehari meningkatkan risiko diabetes di kemudian hari.
"Meningkatkan risiko relatif diabetes sekitar seperlima, dibandingkan dengan konsumsi satu kali dalam sebulan," kata para ilmuwan Eropa, seperti dilansir BBC (25/4).
Penelitian ini dilakukan di Inggris, Jerman, Denmark, Italia, Spanyol, Swedia, Perancis dan Belanda melibatkan 350 ribu orang yang ditanyai tentang diet. Riset ini merupakan sebagai bagian dari studi besar di Eropa melihat hubungan antara diet dan kanker. Hasil temuan ini kemudian dimuat dalam jurnal Diabetologia.
"Konsumsi gula dalam minuman ringan meningkatkan risiko diabetes. Untuk setiap kaleng minuman ringan diminum per hari memiliki risiko lebih tinggi," kata pemimpin peneliti Dora Romaguera dari Imperial College London.
Karenanya, para peneliti tersebut menyerukan produsen harus memberikan informasi yang jelas tentang efek minuman ringan. "Mengingat peningkatan konsumsi minuman manis di Eropa, harus ada pesan yang jelas tentang efek merusak pada kesehatan kepada penduduk," ujarnya.
Sementara itu, Profesor Patrick Wolfe dari University College London menyatakan hubungan antara pemanis minuman ringan dan diabetes tipe-2 bertahan bahkan ketika indeks massa tubuh diperhitungkan. "Ini menunjukkan peningkatan risiko tidak semata-mata karena kalori ekstra," katanya.
Ia merekomendasikan untuk membatasi konsumsi makanan manis dan minuman ringan yang biasanya memiliki kalori tinggi sehingga dapat menyebabkan kenaikan berat badan atau obesitas.
"Mempertahankan berat badan yang sehat adalah hal paling penting yang dapat Anda lakukan untuk mencegahnya," tandasnya. (esy/jpnn)
"Meningkatkan risiko relatif diabetes sekitar seperlima, dibandingkan dengan konsumsi satu kali dalam sebulan," kata para ilmuwan Eropa, seperti dilansir BBC (25/4).
Penelitian ini dilakukan di Inggris, Jerman, Denmark, Italia, Spanyol, Swedia, Perancis dan Belanda melibatkan 350 ribu orang yang ditanyai tentang diet. Riset ini merupakan sebagai bagian dari studi besar di Eropa melihat hubungan antara diet dan kanker. Hasil temuan ini kemudian dimuat dalam jurnal Diabetologia.
"Konsumsi gula dalam minuman ringan meningkatkan risiko diabetes. Untuk setiap kaleng minuman ringan diminum per hari memiliki risiko lebih tinggi," kata pemimpin peneliti Dora Romaguera dari Imperial College London.
Karenanya, para peneliti tersebut menyerukan produsen harus memberikan informasi yang jelas tentang efek minuman ringan. "Mengingat peningkatan konsumsi minuman manis di Eropa, harus ada pesan yang jelas tentang efek merusak pada kesehatan kepada penduduk," ujarnya.
Sementara itu, Profesor Patrick Wolfe dari University College London menyatakan hubungan antara pemanis minuman ringan dan diabetes tipe-2 bertahan bahkan ketika indeks massa tubuh diperhitungkan. "Ini menunjukkan peningkatan risiko tidak semata-mata karena kalori ekstra," katanya.
Ia merekomendasikan untuk membatasi konsumsi makanan manis dan minuman ringan yang biasanya memiliki kalori tinggi sehingga dapat menyebabkan kenaikan berat badan atau obesitas.
"Mempertahankan berat badan yang sehat adalah hal paling penting yang dapat Anda lakukan untuk mencegahnya," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sering Online Bisa Merusak Nilai Akademis
Redaktur : Tim Redaksi