Miranda Akan Bongkar Semua di Persidangan

Mengaku Lega Ditetapkan Tersangka

Jumat, 27 Januari 2012 – 06:35 WIB

JAKARTA - Beberapa saat setelah KPK mengumumkan secara resmi bahwa status Miranda Goeltom ditingkatkan tersangka, sosok mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia itu pun langsung menjadi buruan awak media. Dia pun lantas membuktikan bahwa dirinya kooperatif dalam menjalani kasus suap cek perlanan itu dengan "membuka pintu" dan menemui wartawan di rumah mewahnya di Jalan Sriwijaya Raya 14 Kebayoran Baru Jaksel sore kemarin (26/1).

"Sebagai manusia biasa saya terkejut. Selama ini saya merasa saya benar-benar sudah kooperatif dan saya percaya bahwa KPK tetap akan melaksanakan sesuai dengan amanat undang-undang," kata Miranda sambil bediri di depan teras rumahnya yang sedang direnovasi itu.

Mimik Miranda sangat tenang. Tidak ada ekspresi yang menampakkan bahwa dirinya emosional dengan status barunya. Dia mengaku bahwa dalam dua hari belakangan dirinya berada di Yogyakarta untuk keperluan pekerjaannya. Berbalut blazer hitam dengan aksen garis-garis putih lengkap dengan full make up Miranda mengaku bahwa dirinya baru saja tiba di Jakarta.

Dia pun mengajak guyonan dengan menawarkan kotak kue kue putih berlogo Garuda Indonesia yang dia dapatkan dari penerbangan siang  kemarin kepada para wartawan. "Ini siapa yang mau, siapa tahu kalian ada yang lapar," kata Miranda lantas tersenyum ringan.

Wanita yang dikenal dengan cat rambut ungu-nya itu kembali mengatakan dia mendapatkan kabar penetapan tersangka itu dari teman-teman yang meneleponnya. - Saya nggak di depan TV makanya nggak tahu," ujarnya.

Meski terkejut lantaran dianggap sebagai orang yang bersalah dalam kasus tersebut, Miranda mengaku lega dengan statusnya itu. "Dari sisi lain saya juga merasa lega supaya semua terang dan cepat selesai. Sejak berita kasus ini mencuat tahun 2008 sampai sekarang, opini publik sudah demikian rupa. Jadi saya merasa memang saya berkepentingan supaya semua terang benderang dan jelas," tuturnya dengan nada kalem.

Dia pun berjanji akan menjalani proses hukum sebagai tersangka seperti layaknya warga negara yang baik. Misalnya menjalani pemeriksaan, bahkan mengungkap pihak lain yang terlibat dalam kasus tersebut. Kata dia, tugasnya kini adalah untuk menerangkan sejelas-jelasnya, sebenar-benarnya, dan sesungguh-sungguhnya kepada KPK.

Sikap kooperatf, menurut dia, merupakan jalan terbaik yang harus ditempuhnya, karena yang paling berkepentingan untuk segera selesai ini adalah dirnya sendiri. Bukan yang lain. "Nama saya ini sudah dibawa-bawa dalam tiga tahun yang lalu," imbuh perempuan yang berulang tahun setiap 19 Juni itu.

Saat disinggung apakah dia akan mengungkap siapa sponsor di balik pemenangannya, Miranda pun memberikan sinyal akan mengungkapkan di dalam persidangannya mendatang. "Di dalam persidangan nanti lebih baik saudara dengarkan semua. Saya tidak akan bicara substansi seperti itu di sini," terang Miranda.

Yang jelas, perempuan kelahiran Jakarta itu mengaku bahwa dirinya memang pernah melakukan pertemuan dengan puluhan anggota Komisi IX dari fraksi PDIP dan Fraksi TNI-Polri. Seperti yang pernah diungkapkan di dalam persidangan sebagai saksi beberapa waktu lalu Miranda menjelaskan pertemuan itu dirinya memaparkan visi-misi dalam pertemuan tersebut apabila dirinya terpilih menjadi DGS BI.

Alasan adanya pertemuan itu karena waktu yang diberikan dalam fit and proper test di DPR hanya satu jam. Karena merasa tidak cukup memaparkan visi dan misi dalam waktu sempit, maka Miranda pun menggelar pertemuan sebelum fit and proper test. Semua kandidat DGS BI, kata Miranda juga melakukan hal yang sama seperti dirinya.

Dia juga mengaku bahwa Nunun dan Arie Malangjudo pernah menemuinya di kantornya. Tapi pertemuan itu terjadi setelah dirinya resmi terpilih sebagai DGS BI. Pertemuan itu pun membahas tentang tawaran Miranda agar Nunun bisa menjadi sekretaris GABSI (Gabungan Bridge Seluruh Indonesia), bukan yang lainnya.

Namun, hal-hal lain diluar itu seperti pemberian cek perjalanan sebagai suap para anggota DPR Miranda mengaku tidak mengetahuinya sama sekali. "Karena itu saya tidak bisa menjawab. Ingat, bukannya saya tidak mau menjawab kepada kalian tentang itu, tapi karena saya tidak tahu," katanya.

Bagaimana kalau ibu ditahan? "Saya nggak tepikir sampai kesitu. Saya merasa selama ini saya sangat kooperatif. Sejak tahun 2008, setiap dipanggil menjadi saksi, saya tidak pernah tidak hadir. Dengan ketaatan seperti itu sungguh saya berharap tidak ada keperluan untuk menahan saya," katanya. (kuh/dim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PAN tak Rela Wa Ode Nurhayati Dijadikan Tumbal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler