jpnn.com - JPNN.com--Pudji Agus Wasisto melaporkan kasus penganiayaan yang menimpa cucunya. Sebut saja namanya Gigi.
Kasus itu dilaporkan di Mapolrestabes Surabaya karena cucunya yang berusia lima tahun itu disulut rokok oleh seorang pengunjung warnet.
BACA JUGA: Hiks..Trauma Berat, Bocah Korban Pencabulan Meninggal
Di dua kakinya terdapat bekas luka bakar kemerah-merahan. Peristiwa itu terjadi 24 Desember lalu.
''Awalnya anak saya (ayah Gigi, Red) tidak mau melapor ke polisi. Tapi, saya merasa punya ikatan batin dengan cucu saya,'' cerita Pudji kepada Jawa Pos.
Pria berusia 58 tahun itu melanjutkan, rumahnya di kawasan Bendul Merisi memang dipakai untuk usaha warnet.
Gigi memang kerap bermain-main dan bersenda gurau dengan beberapa pengunjung. Anaknya tergolong aktif.
Awalnya, tidak ada yang mengetahui penganiayaan itu. Sampai pada akhirnya ayah Gigi, Wildan, memandikan anaknya pada 24 Desember.
Ketika itu dia melihat ada bintik-bintik merah di kaki Gigi. Ketika ditanya, Gigi tidak mau bersuara.
Mulutnya menutup rapat, namun matanya berkaca-kaca.
''Dia mingkem, terus geleng-geleng. Wajahnya seperti orang ketakutan,'' tambah pria yang kemarin mengenakan jaket abu-abu tersebut.
Namun, keluarganya curiga. Melihat lukanya, mereka meyakini bahwa Gigi habis disulut rokok.
Ada empat bekas luka yang tampak. Dua di kaki kiri, di bawah lutut. Dua lagi di betis sebelah kanan.
Keluarga Gigi yakin penganiayaan itu dilakukan oleh salah seorang pengunjung warnet.
Sayang, sulit untuk membuat Gigi menceritakan semuanya. ''Akhirnya, pas di sekolah, dia dibawa ke psikolog. Saya lupa waktunya. Pokoknya Senin atau Selasa,'' lanjut lelaki yang rambutnya penuh uban tersebut.
Dia menambahkan, saat tiba di psikolog, Gigi tak langsung mengaku. Dibutuhkan waktu untuk membuatnya menceritakan semuanya.
Gigi harus diajak bermain terlebih dahulu. Mood-nya diarahkan ke hal-hal yang menyenangkan.
Setelah satu jam, barulah dia mengakui bahwa luka itu memang disebabkan sulutan rokok yang menyala.
Ketika ditanya lagi siapa yang melakukannya, Gigi sempat terdiam.
Namun, akhirnya dia mengaku bahwa pelakunya adalah orang yang sering datang ke warnet rumahnya.
Setelah mendapat kepastian itu, Pudji memutuskan melapor ke polisi.
Senin lalu (2/1) Pudji mendatangi Unit PPA Polrestabes Surabaya. Dia meminta polisi untuk mencari pelaku penganiayaan tersebut.
Kemarin dia mengajak dua orang yang biasa bekerja menjaga warnet.
Dua orang itu adalah Annisa dan Hardi Gultom. Mereka dimintai keterangan terkait dengan ciri-ciri pengunjung yang sering datang ke sana.
Pudji begitu mencintai cucunya. Dia tak tega ketika Gigi terus merintih kesakitan setelah kejadian tersebut.
''Dari kecil dia sering saya rawat. Sekarang (kemarin) anaknya masih ke Karawang sama ayahnya. Besok (hari ini) baru datang,'' tuturnya.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga mengatakan, polisi terus menyelidiki laporan itu.
''Kami masih periksa closed-circuit television (CCTV) warnet,'' jelasnya.
Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1999 itu juga memastikan bahwa luka di kaki korban memang bekas disulut rokok.
Polisi sudah memeriksakan Gigi ke rumah sakit. Dokter sudah memvisum luka-lukanya.
Berdasar informasi yang didapat Jawa Pos, nama pelaku penganiayaan itu sudah dikantongi.
Sumber internal menyebutkan bahwa pelaku berinisial MA. Dia tinggal tak jauh dari warnet tersebut, masih di sekitar Bendul Merisi.
Hanya, sumber tersebut tidak berani menyebutkan apakah MA sudah dibekuk atau belum. Tapi, semoga pelaku itu cepat diringkus. (Dida Tenola/c19/dos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia