Miris, Siswi SMK Kesehatan di Bandung Barat jadi Korban Bully, Depresi dan Meninggal Dunia

Senin, 10 Juni 2024 – 17:57 WIB
Suasana pemakaman almahumah Nabila Putri Nur'aini, siswi SMK kelas XII asal Kabupaten Bandung Barat, yang diduga menjadi korban bullying. Foto: dokumentasi keluarga

jpnn.com, BANDUNG - Jagat media sosial dihebohkan dengan kasus pembullyan yang berujung kematian dan menimpa seorang siswi SMK kesehatan di Kabupaten Bandung Barat.

Peristiwa ini terkuak setelah viral di berbagai media sosial.  Salah satunya akun medsos X atau Twitter @jissookkiim yang membuat utas tentang dugaan aksi bullying pada 6 Juni 2024.

BACA JUGA: Heboh Dugaan Perundungan di Binus School Serpong, Reza Indragiri: Bullying atau Ragging?

Korban atas nama Nabila Putri Nur’aini diduga menjadi korban pembully-an atau perundungan oleh teman satu sekolahannya.

Aksi pembully-an itu mengakibatkan korban mengalami depresi berat dan meninggal dunia, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Kasus Bullying di Sekolah Viral, Konon Pelakunya Anak Artis

Menurut Ibu korban, Siti Aminah, anaknya mengaku kerap menerima perilaku yang tidak baik dari temannya. Aksi perundungan sudah dirasakannya selama tiga tahun atau sejak kelas 1 SMK.

Adapun putrinya tidak pernah menceritakan aksi perundungan yang dialaminya kepada orang tua. Dia memendamnya sampai akhirnya teman dekat korban memberitahunya.

BACA JUGA: Infinix Zero 30 Bikin Film Pendek Korban Bullying: In Front of Us

“Tidak berani bilang ke saya awal permasalahannya, saya pun tahu dari temannya itu menceritakan semuanya. Saya mau bicara laporan ke sekolah pun sama almarhum, tidak boleh karena almarhum bilang bahwa ‘Neng itu di sekolah untuk cari ilmu bukan untuk cari musuh’,” kata Aminah, Senin (10/6).

Aminah menuturkan perilaku bully yang dilakukan pelaku kepada anaknya mulai dari cacian, hinaan, dan juga tindakan fisik.

“Seperti kata-kata kasar. Kelas 1 itu pernah disuruh gendong dari toilet ke kelasnya. Putri saya tidak bilang sama sekali ke saya. Mungkin tidak mau mencemarkan nama baik sekolah juga, terlalu baik,” jelasnya.

Menjelang hari kepergiannya, Aminah menyebut kondisi anaknya semakin drop. Nabila bahkan mengalami perubahan sikap, seperti murung, mudah marah hingga memberontak.

Pihak keluarga pun sempat membawanya ke salah satu klinik untuk mendapat pengobatan. Dokter memvonis Nabila mengalami gangguan kejiwaan hingga harus dirujuk ke salah satu rumah sakit jiwa.

“Pembullyan dari kelas 1 sampai kelas 3 akhir. Sebelum sakit, putri saya kan jadi panitia dekorasi di acara pagelaran, hari Selasa pulang terus dia bilang ‘Alhamdulillah, neng sebentar lagi lulus, sudah tidak akan ketemu lagi sama si pelaku, sangat bahagia sekali’,” ungkapnya. (mcr27/jpnn)


Redaktur : Natalia
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler