Misbakhun Ajak Muslimat NU Tangkal Isu Negatif soal Rupiah

Selasa, 19 September 2017 – 11:55 WIB
Uang Rupiah Baru. Ilustrasi Foto: Ridwan/dok.JPNN.com

jpnn.com, PASURUAN - Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menyayangkan masih adanya berbagai isu dan provokasi yang menyudutkan rupiah emisi 2016 keluaran Bank Indonesia (BI). Padahal, mata uang merupakan simbol kedaulatan dan pemersatu.

Berbicara pada sarasehan bertema Cinta Rupiah Cinta Indonesia yang digelar Pimpinan Cabang Muslimat Nahdatul Ulama (NU) Kota Pasuruan, Senin (18/9), Misbakhun mengatakan, BI pada akhir 2016 silam telah meluncurkan pecahan baru rupiah emisi 2016. Sayangnya, belakangan ini ada isu-isu negatif yang viral di medsos tentang rupiah emisi 2016 sehingga meresahkan masyarakat.

BACA JUGA: Isi E-Money Kena Biaya, BI Dilaporkan ke Ombudsman

Legislator Partai Golkar itu pun mengajak konstituennya di Pasuruan dan Probolinggo untuk benar-benar mencintai rupiah. Secara khusus, Misbakhun mengharapkan kalangan Muslimat NU ikut aktif menangkal provokasi yang menyudutkan mata uang kebanggaan nasional itu.

“Mencintai dan bertransaksi menggunakan rupiah sama dengan mencintai kedaulatan dan kemandirian Indonesia,” katanya di acara yang digelar atas kerja sama Muslimat NU, DPR dan Bank Indonesia itu.

BACA JUGA: Banyak Alasan Biaya Top Up e-Money Perlu Ditinjau Ulang

Anggota Komisi XI DPR M Misbakhun dalam acara sarasehan bertema Cinta Rupiah Cinta Indonesia yang digelar Pimpinan Cabang Muslimat Nahdatul Ulama (NU) Kota Pasuruan, Senin (18/9).

BACA JUGA: Biaya Top Up Tak Sesuai dengan Semangat Cahsless Society

Misbakhun menambahkan, mata uang bagi suatu negara tidak hanya berfungsi sebagai alat transaksi perdagangan dan stabilitas ekonomi, namun juga identitas dan simbol kedaulatan negara. Legislator dari daerah pemilihan Jawa Timur II yang meliputi Pasuruan dan Probolinggo itu menambahkan, sesuai Undang Undang Mata Uang maka rupiah adalah alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan dalam setiap transaksi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menurutnya, maraknya anggapan bahwa simbol BI di uang kertas mirip palu arit ataupun isu negatif lainnya di medsos yang melemahkan nilai tukar rupiah merupakan bentuk provokasi. Dia menduga provokasi tersebut bertujuan meresahkan masyarakat dan mengikis kepercayaan terhadap pemerintah yang sah.

Oleh karena itu, Misbakhun mengajak Muslimat NU dan masyarakat luas untuk memerangi isu provokasi tersebut. Apalagi, Pasuruan terkenal sebagai Kota Santri dan menjadi basis nahdiyin.

“Tugas ibu-ibu Muslimat memberikan sosialisasi pada masyarakat. Siapa yang bisa melawan (provokasi soal rupiah, red), salah satunya Muslimat NU,” tegasnya.

Lebih lanjut Misbakhun mengatakan, Muslimat NU juga bisa menjelaskan ke masyarakat tentang rupiah asli emisi 2016. “Mengingat BI mengeluarkan mata uang sangat ketat,” ujarnya.

Ke depan, Misbakhun akan mendorong sinergitas antara BI dan Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Pasuruan. Tujuannya adalah dalam mewujudkan kemandirian organisasi dan kesejahteraan masyarakat khususnya warga Muslimat NU di Kota Pasuruan. 

Terlihat hadir dalam sarasehan itu antara lain Wali Kota Pasuruan Setiyono, Kepala Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi Johansyah, Rois Suriyah PCNU Kota Pasuruan Ali Iqbal, Ketua Muslimat Kota Pasuruan Hj Sofiyah Khusaeri, pengurus Ranting, pengurus Anak Cabang, dan Pengurus Cabang Muslimat NU Kota Pasuruan. Pada kesempatan itu, BI juga membawa alat peraga untuk mengenali ciri-ciri rupiah emisi 2016.

Kepala BI Cabang Malang Dudi Herawadi dalam kesempatan itu mengajak Muslimat NU dan masyarakat luas mengenali mata uang rupiah emisi 2016 yang asli. Dudi juga mengimbau kepada masyarakat melalui muslimat NU Kota Pasuruan agar bersama-sama mewujudkan nasionalisme dan cinta tanah air dengan menjaga rupiah dari isu-isu tidak benar serta mewaspadai uang palsu.

“Mencintai rupiah, menjaga rupiah merupakan wujud cinta tanah air dan menjaga kedaulatan bangsa,” kata Dudi.(ysa/rmo/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biaya Isi Ulang e-Money Untungkan Perbankan, ini Buktinya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler