jpnn.com, JAKARTA - Pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah yang menyebut Airlangga Hartarto mencoba mengadu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Megawati Soekarnoputri langsung direspons fungsionaris Partai Golkar.
Pengurus DPP Partai Golkar Mukhamad Misbakhun menyatakan, tak ada maksud Airlangga sebagai ketua umum partai berlambang beringin itu untuk menyinggung Megawati ataupun mengadu putri Proklamator RI Bung Karno tersebut dengan Presiden Jokowi.
BACA JUGA: Bu Mega Tersinggung Klaim Golkar soal Jokowi Dukung Khofifah
Baca juga: Bu Mega Tersinggung Klaim Golkar soal Jokowi Dukung Khofifah
Misbakhun menyatakan, Airlangga berkampanye akbar Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak di Probolinggo, Sabtu (23/6) memang menyampaikan fakta tentang rekam jejak mantan menteri sosial itu. Sebab, Khofifah saat menjadi menteri sosial merupakan kolega Airlangga yang juga menteri perindustrian di Kabinet Kerja.
BACA JUGA: Survei: Warga Jatim Tolak Fatwa Wajib Pilih Khofifah
“Saya hadir dalam kampanye itu dan menyaksikan langsung Pak AH (Airlangga, red) menyampaikan fakta tentang rekam jejak Bu Khofifah sebagai menteri di kabinet Presiden Jokowi. Pak Ketum hanya menyampaikan kedekatan Pak Jokowi dalam hubungan kerja secara nyata di kabinet, yang berarti secara otomatis akan lebih sering bertemu dan intens berkomunikasi,” ujar Misbakhun melalui layanan pesan, Selasa (26/6) malam.
Ketua Departemen Pengawasan Pembangunan Partai Golkar itu menambahkan, ajakan Airlangga kepada warga Jatim untuk memilih Khofifah tak menyalahi asas pemilu yang luber, jujur dan adil. Alasannya, memilih adalah hak pribadi.
BACA JUGA: PDIP Banyumas: Tidak Ada Masalah dengan Banser dan Kiai
Karena itu Misbakhun menegaskan, Airlangga tak bermaksud mengadu Presiden Jokowi dengan Megawati selaku ketua umum PDI Perjuangan yang mengusung duet Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno pada Pilgub Jatim. Faktanya, kata Misbakhun menegaskan, Airlangga justru mengajak warga Jatim memilih sesuai hati nurani.
Bahkan tidak ada satu kalimat pun yang menyebutkan nama Ibu Megawati. “Saya saksi mata yang hadir di samping Pak Airlangga saat beliau berorasi di kampanye itu dan tidak ada satu kalimat pun yang menyebutkan ketua umum PDIP. Justru kampanye yang diusung adalah sebuah kampanye agar masing-masing calon bersaing secara sehat dalam menunjukkan kapasitas masing-masing,” kata Misbakhun.
Anggota Komisi XI DPR itu justru menilai pernyataan Basarah mencerminkan ketatnya persaingan elektabilitas antara Khofifah yang didukung Golkar dengan Saifullah yang diusung PDIP. Namun, Golkar tak bermaksud mengadu Presiden Jokowi dengan Megawati.
“Jika PDIP menganggapnya sebagai sebuah upaya adu domba antara Presiden Jokowi dan Ibu Megawati, itu adalah persepsi dari pribadi masing-masing. Hal ini bisa sangat dimengerti mengingat ketatnya persaingan elektabilitas masing-masing cagub dan cawagub,” tutur Misbakhun.
Selain itu Misbakhun mengatakan, Golkar dan PDIP sama-sama pendukung pemerintahan Presiden Jokowi. Kedua partai itu juga sama-sama mengusung Jokowi untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.
“Artinya siapa pun yang terpilih menjadi gubernur Jatim nantinya tetap akan mendukung Jokowi, sudah selayaknya kampanye dan pernyataan-pernyataan dalam politik disikapi secara dewasa dengan jiwa yang besar,” tuturnya.(gwn/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 30 Personel Awasi TPS, Sisanya Wajib Siaga
Redaktur : Tim Redaksi