Misi Cinta Bruno Mars di 24K Magic

Selasa, 30 Januari 2018 – 09:28 WIB
Bruno Mars di Grammy Awards Ke-60. (Timothy A. Clary/AFP)

jpnn.com - Grammy Awards Ke-60 yang digelar di Madison Square Garden, New York, kemarin WIB benar-benar menjadi milik Bruno Mars. Tidak hanya merebut enam piala (tiga di antaranya dari kategori utama), dia juga memukau audiens saat berkolaborasi dengan Cardi B menyanyikan Finnesse.

Setelah menerima trofi Album of the Year, musisi kelahiran Honolulu, Hawaii, itu mengucapkan terima kasih kepada sesama nomine. Di antaranya Lorde, Kendrick Lamar yang disebutnya dengan Kung Fu Kenny, Jay-Z, dan Childish Gambino.

BACA JUGA: Baju Lady Gaga Boleh Normal, Tapi Rambutnya..

’’Kalian adalah alasan kenapa aku berkutat di studio dan merasa sangat nervous,’’ tutur Mars sebagaimana dikutip Reuters.

’’Aku tahu, aku harus bersaing dengan kalian yang datang dengan musik dan seni tingkat tinggi. Terima kasih telah memberkati dunia ini dengan musik kalian, guys. Aku serius,’’ lanjut musisi 32 tahun tersebut.

BACA JUGA: 5 Artis Ini Singgung Isu Politis di Panggung Grammy

Mars lantas menceritakan awal perjalanan karirnya. Saat berusia 15 tahun, dia menggelar sebuah show di Hawaii bernama Magic of Polynesia.

’’Kerjaku di show itu adalah menghibur sekitar seribu orang. Seribu turis dari seluruh dunia. Aku memutar sebuah setlist berisi 10–12 lagu dan sejujurnya aku luar biasa di usia 15 tahun,’’ kata Mars.

BACA JUGA: Sempat Diprotes, Alessia Cara Tetap Berjaya di Grammy 2018

Lagu-lagu itu, jelas Mars, ditulis oleh Babyface, Jimmy Jam, Terry Lewis, dan Teddy Ridley. Di show tersebut, dia melihat orang-orang menikmati musik dengan sukacita.

Meski mereka tidak saling mengenal. Saling bersulang, saling merayakan satu sama lain, pokoknya bersenang-senang. Nuansa itulah yang menginspirasi dia menulis album 24K Magic.

’’Lagu-lagu ini (di 24K Magic, Red) tidak dibuat dari hal lain kecuali kedamaian. Mereka juga tidak dibuat kecuali untuk satu alasan, hanya untuk satu alasan. Dan itu adalah cinta,’’ ungkap Mars.

’’Aku ingin mendedikasikan penghargaan ini untuk para musisi yang menginspirasiku itu. Mereka adalah pahlawanku. Mereka adalah guruku. Mereka meletakkan dasar. Album ini tidak akan ada jika tidak karena mereka,’’ tambahnya.

Ini memang bukan kemenangan pertama Mars di Grammy Awards. Sebelumnya, album Unorthodox Jukebox memenangkan Best Pop Vocal Album. Dia juga menerima Record of the Year untuk Uptown Funk.

Namun, ini adalah trofi pertamanya untuk kategori Album of the Year setelah tiga kali masuk nominasi. Kategori itu merupakan suatu bentuk penghargaan terhadap pencapaian seni, kemampuan teknis, dan keunggulan keseluruhan terlepas dari penjualan album, posisi grafik, atau kritik.

Sedikit melihat ke belakang, 24K Magic tidak pernah menempati posisi pertama di Amerika Serikat. Namun, tiga lagu di dalamnya berhasil masuk 10 besar tangga lagu Hot 100 Billboard. Yakni 24K Magic di posisi keempat, Finesse di posisi ketiga, dan That’s What I Like di posisi pertama.

Dalam kategori utama, terutama Album of the Year, banyak yang beranggapan bahwa DAMN milik Lamar lebih layak menang daripada 24K Magic. Album itu menerima review bagus dari para kritikus serta fans.

Kemenangan itu juga mematahkan stigma bahwa Recording Academy hanya memberikan trofi Album of the Year untuk artis berkulit putih. Memang sudah lama sekali musisi nonkulit putih memenangkan kategori itu. Artis terakhir yang meraihnya sebelum Mars adalah Herbie Hancock untuk album cover Joni Mitchell pada 2008 silam. (adn/c19/na)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Grammy 2018: Kendrick dan Bruno Berjaya, Jay Z Gigit Jari


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler