Misi Dagang Jatim-Aceh, Khofifah: Delapan Jam Catatkan Nilai Transaksi Rp 197 Miliar

Selasa, 25 Oktober 2022 – 23:06 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengunjungi display booth pelaku usaha yang ikut dalam misi dagang Jatim-Aceh pada Selasa (25/10). Foto: Humas Pemprov Jatim

jpnn.com, BANDA ACEH - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berupaya mendongkrak neraca perdagangan antarprovinsi melalui misi dagang dan investasi. 

Khofifah memimpin langsung misi dagang dan investasi yang pertama kali digelar antara Jawa Timur (Jatim) dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD) di Hotel Amel Convention Hall Aceh, Banda Aceh, Selasa (25/10).

BACA JUGA: Gubernur Khofifah Ajak Santri Berdaya dan Siaga Menjaga Martabat

Khofifah mengatakan misi dagang antara Jatim dan NAD adalah hubungan kerja sama proaktif sehingga neraca perdagangan keduanya saling terdongkrak.

"Sebetulnya ini adalah two way traffic program yang melibatkan kedua provinsi sama-sama proaktif," Kata Khofifah seusai menghadiri misi dagang Jatim-Aceh.

BACA JUGA: Semangati Tim Jatim Lolos ke Final Piala Kasad, Khofifah: Insyaallah Menang, Al Fatihah

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menyampaikan misi dagang yang dilakukan Pemprov Jatim dengan provinsi mitra adalah bentuk kolaborasi lintas sektor. Hingga saat ini, Jawa Timur menggelar misi dagang ke 27 provinsi.

"Jatim dan Aceh telah menjalin hubungan dagang yang luar biasa. Berdasarkan data BPS, total pada 2021 tercatat Rp 34,12 miliar. Alhamdulillah hari ini selama delapan jam tercatat 33 transaksi dengan total nilai Rp 197 miliar," ungkapnya.

BACA JUGA: Terima Penghargaan Primaniyarta, Gubernur Khofifah: Ekspor Jatim Terus Menggeliat

Angka tersebut terdiri dari nilai muat atau penjualan Jatim atas Aceh sebesar Rp 161,8 miliar. 

Beberapa komoditas yang disuplai Jatim untuk Aceh antara lain bahan bangunan, rokok, tekstil, bahan baku kulit , kerjasama pengelolaan kawasan industri serta alat kesehatan.

Sementara itu, nilai bongkar atau pembelian Jatim atas Aceh mencapai Rp 35,1 miliar untuk beberapa komoditas, antara lain, udang vaname, kopra, kas kas seta kepiting soka.

Misi dagang Jatim-Aceh hari ini selama delapan jam ditutup dengan catatan transaksi Rp 197,02 miliar

Dengan bertemunya para pelaku usaha dari Jawa Timur dan Aceh dalam misi dagang ini, Khofifah berharap akan meningkatkan potensi produk-produk yang dihasilkan. 

Misalnya, produk industri, perdagangan, perikanan, agribisnis, serta peluang investasi lain.

Hal ini, lanjut Gubernur Khofifah, dilakukan secara terintegrasi dalam rangka memenuhi substitusi impor (bahan baku) dan kebutuhan lain yang diharapkan mampu meningkatkan nilai perdagangan dalam negeri.

"Semoga misi dagang kali ini mampu memberikan manfaat bagi Jawa Timur maupun Aceh, terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Nasional," ujarnya.

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah menjelaskan pada Triwulan II 2022 ekonomi Jawa Timur tumbuh 5,74 persen (y-on-y) bila dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. 

Sementara itu, tiga sektor yang menjadi penopang utama struktur ekonomi di Jawa Timur ialah industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian.

Pada periode Triwulan II 2022, lanjutnya, sektor industri pengolahan memberikan kontribusi 30,31 persen terhadap PDRB Jawa Timur, sektor perdagangan 18,42 persen dan sektor pertanian sebesar 11,95 persen. 

Sementara itu, 14 sektor lain memberikan kontribusi 39,32 persen terhadap PDRB Jawa Timur.

Orang nomor satu di Jatim ini mengharapkan misi dagang yang dilakukan hari ini bisa menjadi momentum untuk menemukenali berbagai potensi masing-masing daerah. 

Menurut dia, kebutuhan dunia yang saat ini sangat luar biasa banyak yang mampu diproduksi oleh daerah-daerah di Indonesia.

"Produk-produk tersebut cukup sederhana bagi masyarakat Indonesia tetapi mengandung potensi luar biasa jika dipasarkan di tingkat global, seperti rempah-rempah, arang batok kelapa, ikan, dan sebagainya," sebutnya.

"Misalnya, industri manufaktur di Jawa Timur itu sudah 30 persen lebih ke PDRB sehingga apa yang menjadi produk Aceh yang dibutuhkan oleh pelaku industri di Jawa Timur bisa lebih kuat lagi," ujarnya.

Gubernur yang pernah menjabat kepala BKKBN RI ini menerangkan sumber daya manusia (SDM) menjadi sektor lain yang dikerjasamakan antara Pemprov Jatim dan Aceh. 

Kerja sama ini akan menyasar peningkatan kualitas dan kompetensi SDM ASN antara kedua provinsi ini.

"Mudah-mudahan semua memberikan manfaat dan keberkahan bagi kita semua, terutama kedua provinsi ini," ucapnya.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Rakyat Sekdaprov Aceh Muhammad Ja'far menyampaikan kerja sama antara pemerintah Aceh dan Jawa Timur ini melibatkan kesepakatan bersama antara gubernur Aceh dengan Jatim.

Dia mengatakan kegiatan hari ini diharapkan bisa memberikan semangat dan memberikan motivasi kepada skpd di dua Provinsi untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang tentu dibutuhkan oleh kedua pihak.

"Harapan kami yang pertama bahwa kegiatan kita pada hari ini, kerjasama antara kedua daerah investasi perdagangan dan sebagainya bisa lebih meningkat dan kita bisa lebih saling sharing informasi saling belajar antara para pelaku usaha di kedua provinsi dan juga antara dua SKPD di provinsi ini," kata Muhammad Ja'far.

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemprov Jawa Timur dengan Pemprov Aceh tentang Pembangunan Daerah yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur dan Sekda Prov. Aceh. 

Gubernur Khofifah juga menyaksikan penandatanganan komitmen transaksi perdagangan antara pelaku usaha pelaku usaha yang ada di Jatim dan di Aceh. 

Orang nomor satu di Jatim ini lalu mengunjungi display booth pelaku usaha yang ikut serta dalam misi dagang kali ini. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler