BARRANQUILLA - Persaingan perebutan empat tiket lolos otomatis di kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Amerika Selatan (Conmebol) segera memasuki fase akhir. Kandidat peraih tiket-tiket tersebut kian jelas. Meski demikian, persaingan masih akan ketat, khas Amerika Latin.
Penghuni posisi kedua klasemen sementara Kolombia melakoni laga ke-13 di kandang sendiri, Estadio Metropolitano Roberto Melendez, Barranquilla, besok (siaran langsung beIn Sport 03.30 WIB). Dengan koleksi 23 poin, mereka hanya ketinggalan tiga poin saja dari penghuni puncak klasemen Argentina. Keuntungan Los Cafeteros, julukan Kolombia, mereka memiliki satu laga lebih sedikit.
Jadi, hanya kemenangan yang akan membuat mereka menyamakan poin dengan Argentina sekaligus memperbesar peluang lolos. Tapi, poin absolut bukan urusan yang mudah. Sebab, mereka menjamu Ekuador yang hanya berada satu setrip di bawah Kolombia.
"Kami bersiap menghadapi Ekuador dengan rasa hormat yang besar. Mereka adalah pesaing langsung kami di papan atas klasemen. Kami punya empat laga tersisa dan semua anggota tim sudah mengarahkan pandangannya pada Piala Dunia 2014," beber Jose Pekerman, pelatih Kolombia pada situs resmi FIFA.
Pekerman dan skuadnya punya motivasi yang besar saat menghadapi Ekuador. Di pertemuan putaran pertama, Ekuador mempermalukan Kolombia dengan 1-0. Itu menjadi kekalahan kedua Kolombia di bawah kepemimpinan Pekerman. Usai kekalahan tersebut, posisi Pekerman sempat digoyang dari kursi pelatih.
Tapi, Pekerman menunjukkan kualitasnya dengan elegan. Empat kemenangan beruntun mereka peroleh, termasuk membantai Uruguay dengan empat gol tanpa balas.
"Kami antusias, tapi perlu banyak hati-hati. Jujur, tak ada yang mudah dari delapan lawan di sini," ungkap Pekerman.
Pertemuan Kolombia versus Ekuador kali ini bakal sangat emosional. Ekuador menjalani laga kompetitif pertama mereka sejak kematian striker Christian Benitez. Pemain yang sudah menyarangkan empat gol selama kualifikasi itu meninggal karena serangan jantung, Juli lalu.
Benitez jadi faktor penting yang membawa Ekuador hingga stabil di papan atas klasemen. Bahkan, satu-satunya gol yang mengalahkan Kolombia dicetak Benitez.
"Tiga hingga empat pekan terakhir jadi masa-masa berat bagi tim ini, sangat menyedihkan. Berhadapan dengan rasa duka selalu terasa menyulitkan, tapi kami harus menghadapi itu dan terus maju," ujar Pelatih Ekuador Reinaldo Rueda.
Selain itu, emosi yang campur aduk tentu saja menghinggapi Rueda yang berkebangsaan Kolombia. Dia datang ke negaranya sendiri justru untuk menghambat langkah Kolombia menuju Piala Dunia lagi sejak terakhir kali llolos ke Piala Dunia 1998. (ady)
BACA JUGA: Lippi Keluhkan Pemain Asing di Italia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Dapat Bantuan FIFA
Redaktur : Tim Redaksi